MASAKINI.CO – Mengatur jarak kelahiran, sering dilakukan oleh sebagian masyarakat yang sudah berkeluarga dengan menggunakan kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Namun, metode kontrasepsi untuk pria seperti vasektomi masih minim peminat di Aceh. Padahal, metode ini dianggap aman, efektif, dan tanpa efek samping.
Dari 532.537 peserta KB, hanya 265 pria atau sekitar 0,5 persen yang memilih metode ini.
Menurut Penanggung Jawab (PIC) Kesehatan Reproduksi BKKBN Aceh, dr. M. Jabari vasektomi masih sering disalahpahami masyarakat sebagai tindakan kebiri. Padahal, keduanya sangat berbeda secara medis.
“Kalau vasektomi itu hanya mengikat dan memotong saluran sperma dari testis. Sedangkan testis tetap utuh. Jadi bukan seperti kebiri yang mengangkat seluruh testis,” kata dr. Jabari, Jumat (25/4/2025).
Jabari menjelaskan vasektomi pada laki-laki ini terbukti lebih minim risiko dan efektif mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
Penggunaannya semakin penting saat perempuan tidak bisa menggunakan KB karena kondisi medis, hormon atau bahkan memicu naik berat badan.
“Vasektomi hanya operasi kecil yang cepat dan tidak menggangu aktivitas pasangan suami istri,” jelasnya.
Untuk perempuan, metode serupa disebut tubektomi, yakni pemotongan saluran tuba falopi. Kedua metode ini termasuk dalam kategori kontrasepsi mantap (kontap) dan diberikan secara gratis oleh pemerintah.
“Laki-laki yang ingin melakukan vasektomi dapat langsung ke rumah sakit terdekat, dan pastinya ditanggung BPJS untuk vasektomi,” sebutnya.
Sebelum menjalani vasektomi, pasangan memiliki syarat, di mana harus dilakukan secara sukarela. Kemudian mendapatkan persetujuan dari pasangan usia minimal 35 tahun dan sudah memiliki dua anak yang terakhir berusia 5 tahun.
“Sebelum ditindak kita memastikan keyakinan terlebih dahulu, karena meskipun bisa disambung kembali (rekanalisasi), itu tidak dilakukan asal-asalan,” tambahnya.
Selain vasektomi dan tubektomi, BKKBN juga menyediakan berbagai pilihan kontrasepsi gratis lainnya, mulai dari pil, suntik, kondom, spiral (IUD), hingga implan. Semua ini bisa diakses melalui fasilitas layanan KB di kabupaten/kota seluruh Aceh.
“Kami sudah menghitung kebutuhan alat kontrasepsi di Aceh dan stoknya cukup. Tinggal bagaimana masyarakat mau memanfaatkan,” pungkas Jabari.