MASAKINI.CO – Stasiun Penelitian dan Umah Uteun Samar Kilang diresmikan di Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah. Peresmian ini merupakan hasil kerjasama antara Forum Konservasi Leuser (FKL) dan Katahati Institute, dengan dukungan dari Denver Zoo.
Dalam sambutannya, Muhammad Isa, Direktur FKL, menekankan bahwa konservasi tidak dapat dilepaskan dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan. “Penyelamatan lingkungan harus menjadi jalan tengah yang mempertemukan pelestarian ekosistem dan kebutuhan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Stasiun Penelitian Samar Kilang merupakan stasiun pertama yang dibangun oleh KPH III dan FKL di bagian timur kawasan ekosistem Leuser. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk harimau, gajah, dan orang utan dengan habitat yang cukup baik.
Raihal Fajri, Direktur Eksekutif Katahati Institute, menyampaikan bahwa Stasiun Penelitian dan Umah Uteun dirancang sebagai ruang terbuka bagi para peneliti, akademisi, dan masyarakat untuk mempelajari keanekaragaman hayati serta satwa liar. “Umah Uteun juga menjadi pusat pengetahuan tentang Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan,” jelas Raihal.
Umah Uteun sendiri adalah sebuah rumah pengetahuan yang hadir sebagai ruang belajar, berbagi, dan berkreasi bagi masyarakat di Samar Kilang. Berbasis pada pemanfaatan HHBK dan limbah organik, Umah Uteun menjadi simbol upaya pelestarian lingkungan yang berpihak pada ekonomi lokal dan pengetahuan tradisional.
Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) III Aceh, Fajri, menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan bahwa pelibatan masyarakat dalam menjaga hutan melalui skema Perhutanan Sosial adalah strategi yang efektif untuk mencapai konservasi jangka panjang.
Peresmian Stasiun Penelitian dan Umah Uteun Samar Kilang ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam integrasi konservasi dan pemberdayaan masyarakat, serta menjadi contoh bagi upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan di Indonesia.