PMT Posyandu Harus Makanan Olahan Bergizi, Bukan Siap Saji

Kepala Puskesmas Kecamatan Kuta Malaka, dr. Masyiththah saat dijumpai, Sabtu (19/7/2025) | Riska Zulfira/masakini.co

Bagikan

PMT Posyandu Harus Makanan Olahan Bergizi, Bukan Siap Saji

Kepala Puskesmas Kecamatan Kuta Malaka, dr. Masyiththah saat dijumpai, Sabtu (19/7/2025) | Riska Zulfira/masakini.co

MASAKINI.CO – Kepala Puskesmas Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, dr. Masyiththah menegaskan bahwa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu harus berupa makanan yang diolah dan sesuai dengan usia serta kebutuhan gizi sasaran, bukan makanan kemasan atau siap saji.

“Misalnya roti marie, itu tidak boleh langsung diberikan. Harus diolah dulu, bisa dibuat bubur atau makanan lain yang lebih sesuai,” kata dr. Masyiththah, Sabtu (19/7/2025).

Ia menjelaskan PMT yang diberikan di posyandu merupakan PMT penyuluhan yang semuanya diolah oleh masyarakat menggunakan dana desa. PMT tidak diberikan secara seragam, melainkan disesuaikan dengan kelompok usia seperti balita, remaja, ibu hamil dan lansia.

“Jadi semua siklus hidup dilayani di sana, maka makanan tambahan pun harus disesuaikan. Untuk lansia, misalnya, bisa berupa telur atau susu sedangkan remaja bisa jus sehat. Yang penting bukan makanan instan atau mentah,” jelasnya.

Dalam hal ini, Petugas gizi dari puskesmas hanya bertugas melakukan kontrol kualitas dan memberikan arahan menu yang boleh dan tidak boleh digunakan.

Menurut dr. Masyiththah, mengunjungi posyandu sebulan sekali menjadi hal penting dan mesti dilakukan secara rutin terutama anak-anak untuk memantau bagaimana perkembangan tumbuh kembang anak untuk menghindari stunting.

Saat ini, dari total 507 balita di 15 desa Kecamatan Kuta Malaka 99 anak masih tergolong stunting. Meski begitu, angka stunting di wilayah ini terus menunjukkan penurunan, dari sebelumnya 24 persen menjadi 19 persen per Juni 2025.

Penanganan stunting menurutnya tidak bisa hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan saja. “Kami libatkan semua pihak, dari Muspika, kepala desa, kader, hingga tokoh masyarakat,” jelasnya.

Puskesmas juga rutin melakukan pelatihan kepada kader posyandu agar kompetensi mereka meningkat, khususnya dalam hal penimbangan dan pencatatan data. Kesalahan dalam menimbang tinggi dan berat badan bisa berdampak pada akurasi data yang diinput ke sistem E-PPGBM.

“Kami pastikan semua balita tertimbang setiap bulan. Kalau ada yang tidak hadir, kader kami akan jemput bola ke rumah-rumah,” jelasnya.

Selain posyandu balita, Puskesmas Kuta Malaka juga mulai menggiatkan posyandu remaja sebagai bagian dari integrasi layanan primer (ILP).

“Remaja kita juga diberikan edukasi gizi dan diberikan makanan tambahan seperti jus sehat. Semua siklus hidup kami dampingi,” tambahnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist