MASAKINI.CO – Pasca diguyur hujan beberapa minggu lalu, kini cuaca panas kembali melanda Kabupaten Bener Meriah dan sekitarnya. Cuaca ekstrem cukup berpengaruh pada beberapa petani setempat.
“Meski berpengaruh bagus pada beberapa jenis tanaman, tidak dengan kubis. Cuaca panas membuat hama cepat berkembang memakan tanaman kami,” ungkap Ruhdi, petani kubis di Kampung Tingkem Bersatu.
Menurutnya, perkembangan hama dimusim kemarau akan meningkat dibanding musim penghujan dikarenakan perkembangan telur, larva hingga menjadi ulat tidak terganggu.
Ruhdi menambahkan, membabi butanya serangan hama ulat memaksanya merogoh kocek lebih besar untuk membeli racun ulat.
“Entah, apakah cuaca panas membuat hama ulat jadi kebal pestisida. Yang saya rasakan, beberapa jenis racun yang dulu ampuh membasmi hama sekarang sudah tidak efektif lagi. Ujungnya harus beli lagi produk lain,” ucapnya.
Kendatipun demikian imbuh Ruhdi, hal tersebut sudah lumrah dialami petani palawija disana. Menjadi salah satu kendala dari banyaknya kendala-kendala yang dialami petani.
“Menanam kubis atau palawija merupakan mata pencaharian sebagian besar petani di Bener Meriah saat pasca panen tanaman kopi.
Semoga serangan hama serta mahalnya pupuk atau racun hama bisa diimbangi oleh harga jual saat panen sehingga keadaan ekonomi petani tetap stabil,” harap Ruhdi.