MASAKINI.CO – Nasib sial dialami sejumlah pendaki asal Aceh Utara saat hendak melakukan Jungle Tracking di Gunung Peut Sagoe, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh, Rabu (30/07/2025).
Tanpa alasan mendasar, mereka harus dijemput pihak kepolisian Pidie sesaat hendak melakukan pendakian. Ironisnya, hal itu terjadi setelah mereka dilepas sambut oleh pihak polisi. Yang lebih sayang lagi, mereka dilarang mendaki tanpa ada alasan pasti dari pihak polisi.
Ketua Tim, Alwais Karni, warga Lhoksukon, Aceh Utara, mengatakan pihaknya sangat kecewa terkait rumitnya administrasi dan sikap pelayanan negara kepada mereka.
“Jika tidak boleh naik, harusnya polisi mengatakan dari awal. Jangan setelah mengarahkan kami, kesana kemari dan dilepaskan. Kemudian dijemput kembali, seakan kami ini kriminal,” Terangnya.
Ia mengaku mengurus izin selama tiga hari di Pidie. Antara Geumpang dan Sigli, jarak tempuhnya 3 jam perjlanan atau 80-90 km. Setelah itu mereka diarahkan diarahkan ke BPBD Pidie.
Setelah tiba di kantor kebencanaa, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengatakan tidak ada konfirmasi sebelumnya dengan polisi adanya perizinan mereka untuk pendakian, sehingga harus balik lagi ke Polres Pidie.
“Mereka menyuruh kami membuat surat perjanjian, jika terjadi sesuatu mereka tak bertanggung jawab,” ucapnya.
Setelah surat tersebut dibuat, lanjutnya, pihaknya bertanya sebanyak tiga kali, apakah kami sudah boleh mendaki? Lalu pihak polisi membolehkan, bahkan menyuruh mereka sudah bisa belanja keperluan pendakian.
“Kalian belanja packing dan boleh naik. Nanti surat perjanjian kami kirim pdf ke Polsek Geumpang,” ungkap Alwais meniru ucapan petugas di perizinan Polres Pidie.
Setelah mempersiapkan semua, pihaknya kembali ke Geumpang dan menuju Polsek setempat dan mereka diberi izin naik, bahkan foto bersama pihak Koramil dan Polsek.
Namun sesaat menuju start pendakian, tiba-tiba mereka ditelepon dan disuruh kembali ke Polsek Geumpang, hingga akhirnya tidak dibolehkan pendakian.
“Kami sangat kecewa dengan sikap pelayanan pemerintah seperti ini. Kami jauh-jauh pergi untuk menikmati alam, bukan merusak. Mengapa sulit dan rumit sekali perizinan untuk kami,” pungkasnya dengan nada kecewa.