Dari Bagasi Motor ke Studio Estetik, Elle Parfume Pikat Anak Muda di Banda Aceh

Ella Farisa, Owner Elle Parfume. | Foto: Riska Zulfira/Masakini.co

Bagikan

Dari Bagasi Motor ke Studio Estetik, Elle Parfume Pikat Anak Muda di Banda Aceh

Ella Farisa, Owner Elle Parfume. | Foto: Riska Zulfira/Masakini.co

MASAKINI.CO – Dari bagasi motor yang sempit, lahirlah sebuah studio estetik yang mewangi hingga ke sudut-sudut Banda Aceh.

Elle Perfume, brand parfum lokal yang kini digandrungi anak muda, punya cerita awal yang jauh dari kemewahan.

Kisah Elle Perfume bukan dimulai dari ruang ber-AC dan rak-rak rapi, melainkan dari botol-botol kecil parfum roll-on yang Ella titipkan di warung kelontong dan dibawa keliling kampus.

Saat masih duduk di bangku kuliah Teknik Sipil pada 2014 silam, Ella rela hanya mendapatkan keuntungan hanya dua ribu rupiah per botol.

“Waktu itu aku jual ke teman-teman, cuma dari bagasi motor,” kenang Ella, Minggu (10/8/2025).

Lima tahun kemudian, pada 2019, ia mengambil langkah besar dengan meluncurkan brand sendiri. Elle Perfume lahir, membawa inisial namanya sekaligus beban tanggung jawab penuh di pundaknya.

“Awalnya takut banget, tapi didukung sama abang kandung, mereka yakin kalau saya pandai jualan,” ujarnya.

Ia tahu betul anak muda Aceh menyukai produk estetik, harga terjangkau, tapi punya kualitas seperti brand mahal. Perlahan, Elle Perfume mulai dikenal, bahkan sempat naik daun sebelum pandemi COVID-19 datang.

Namun kala itu, Elle Perfume menghadapi tantangan terberat, ketika parfum produknya tak cocok untuk kulit sensitif akibat panas ekstrem di Banda Aceh. Ella sendiri mengalaminya.

Daripada mempertaruhkan reputasi, ia memutuskan vakum dua tahun untuk memperbaiki formula.

“Kita ubah semuanya dari komposisi, kemasan, sampai botol yang tahan panas. Sekarang, parfum Elle Perfume aman di kulit dan nggak gampang pecah walau cuaca lagi terik,” ujarnya.

Setiap aroma diuji selama berbulan-bulan sebelum dijual, mulai dari pemakaian di cuaca panas, reaksi di kulit, hingga ketahanan wangi di pakaian.

“Kalau wanginya tidak pas di hidung saya, atau tidak nyaman dipakai, tidak akan saya jual,” tegasnya.

Hingga pada tahun 2022 Ella membentuk satu studio parfum mini yang ia gunakan sebagai store utama Elle yang beralamat di Desa Geuceu, Kecamatana Banda Raya Kota Banda Aceh.

Meski Ella tidak berlatar belakang ahli kimia, produksi Elle Perfume tetap di lakukan tim ahli parfum di lokasi terpisah, sementara studio di Banda Aceh difokuskan untuk penjualan, pengepakan, dan interaksi langsung dengan pelanggan.

Ia tetap mempercayakan proses produksi pada tim, namun wanita 29 tahun ini tetap melakukan kontrol kualitas secara ketat.

“Saya selalu cek sendiri, walaupun ada tim yang sudah ahli. Kalau ada yang kurang pas, harus diperbaiki,” ujarnya.

Kini, Elle Perfume memiliki sekitar 50 varian aroma, untuk pria dan wanita. Salah satu andalannya adalah Lotus Biscoff aroma manis-gourmet yang begitu khas.

Kemudian wangi segar seperti “Live After Breakup” yang lahir dari tren media sosial.

Ada pula “Baby Love”, terinspirasi dari parfum Mykonos yang terkenal, tapi dijual dengan harga jauh lebih terjangkau.

Strateginya sederhana, mengikuti tren, namun memberi sentuhan unik yang membedakan.

Elle Parfume hanya dibanderol mulai Rp70 ribu sampai Rp80 ribu, sengaja dibuat ramah di kantong mahasiswa. Namun kualitasnya digarap serius, tidak berminyak, semprotan merata, dan wangi bertahan lama bahkan setelah pakaian dicuci.

“Buat saya, parfum yang enak itu yang ringan di awal tapi diam-diam tahan lama,” kata Ella.

Menariknya, pertumbuhan Elle Perfume tidak mengandalkan banyak endorsement. Promosi mengalir dari review pelanggan, media sosial, dan konsistensi citra brand.

Selain di studio utamanya di Banda Aceh, Elle Perfume juga tersedia lewat Shopee dan reseller rumahan yang diberi tester gratis.

Tiap bulan mereka mampu produksi 250-400 botol. Tak berhenti pada 50 varian, ke depan, Ella berencana menghadirkan varian baru setiap bulan, menyesuaikan musim dan tren, sekaligus mencari lokasi outlet yang tepat.

“Saya mau outlet yang bukan sekadar toko, tapi punya konsep yang memorable. Anak kuliah bisa jangkau, tapi juga nyaman buat semua orang,” ujarnya.

Di tengah industri parfum yang penuh persaingan, Elle Perfume membuktikan bahwa brand lokal pun bisa punya aroma dan cerita yang melekat di ingatan.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist