Dua Dosen UIN Ar-Raniry Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia

Prof Muhammad Siddiq Armia dan Prof Mursyid Djawas. | Foto : Ist

Bagikan

Dua Dosen UIN Ar-Raniry Masuk Daftar Ilmuwan Top Dunia

Prof Muhammad Siddiq Armia dan Prof Mursyid Djawas. | Foto : Ist

MASAKINI.CO – Dua dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof Muhammad Siddiq Armia dan Prof Mursyid Djawas, masuk dalam daftar Top 2% Scientist Worldwide (single-year) 2025 yang dirilis Stanford University bekerja sama dengan Elsevier.

Dari 209 peneliti Indonesia yang masuk daftar, hanya lima berasal dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Hebatnya, dua di antaranya lahir dari Aceh.

Nama Siddiq tercatat lewat kontribusinya di bidang Hukum dan Pendidikan, sementara Mursyid dikenal lewat riset-riset sejarah dan studi historisnya.

Mereka kini disejajarkan dengan ribuan ilmuwan dunia berdasarkan indikator sitasi, indeks H, dan pengaruh kolaborasi internasional.

Tak hanya itu, UIN Ar-Raniry sebelumnya juga menggebrak lewat SCImago Institutions Rankings (SIR) 2025 dengan menempati posisi pertama kinerja riset di luar Jawa dan keempat nasional, satu-satunya PTKIN yang mampu bersaing dengan UI, UGM, dan IPB.

Rektor UIN Ar-Raniry, Prof Mujiburrahman, menyebut capaian ini sebagai buah dari konsistensi. “Ini bukan sekadar kebanggaan personal, tapi bukti Aceh mampu melahirkan ilmuwan kelas dunia. Komitmen kami adalah menjaga tradisi riset yang berkelas dan berdampak,” katanya, Selasa (23/9/2025).

Adapun daftar Top 2% Scientist disusun tim Prof John P. A. Ioannidis dari Stanford University dengan basis data Scopus. Penilaian menggunakan indikator sitasi, indeks H, hingga pengaruh kolaborasi. Rilis tahun ini diumumkan pada 19 September 2025 lalu.

Kemenag sendiri menilai lonjakan tahun ini sebagai fenomena. Jika pada 2023–2024 hanya ada satu nama dari PTKIN dalam daftar ilmuwan dunia, maka 2025 langsung melesat menjadi lima.

“Ini sinyal kuat bahwa PTKIN sedang bangkit. Target berikutnya adalah menjadikan riset kita benar-benar berkontribusi pada literasi, moderasi beragama, hingga sains terapan,” tegas Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist