MASAKINI.CO – Akhir Oktober 2022 lalu ratusan siswi Sekolah Menengah Atas di Aceh berkumpul di halaman sekolah mereka. Para siswi itu, satu per satu dibagikan tablet tambah darah (TTD).
Pembagian TTD ini merupakan gerakan nasional Aksi Bergizi Tahun 2022 untuk mencegah remaja putri terhindar dari anemia yang bisa memicu terjadinya stunting.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 anemia pada remaja di Indonesia masih sangat tinggi di atas 20%. Secara rinci, anemia pada anak usia 5 sampai 14 tahun sebesar 26,8%, usia 15 sampai dengan 24 tahun mencapai 32%.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr. Hanif, mengatakan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri ini merupakan langkah penting untuk intervensi pencegahan stunting sejak dini.
Menurutnya, stunting dapat dicegah bila remaja perempuan secara rutin meminum tablet tambah darah yang diberikan. Hal itu dapat membantu kadar hemoglobin (Hb) para calon ibu ini berada di atas 12 g/dL.
“Kalau di bawah 12 Hb-nya, itu harus minum tablet tambah darah. Supaya pada saat nanti mereka hamil, tidak anemia sehingga anaknya tidak stunting. Tablet tambah darah ini tidak hanya untuk yang kurang Hb, tapi sifatnya preventif,” ujar Hanif.
Hanif menjelaskan, kondisi kekurangan sel darah merah di dalam tubuh atau yang dikenal dengan anemia, bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak remaja.
Namun, dibandingkan remaja putra, remaja putri berisiko lebih tinggi mengalami anemia. Salah satu alasannya, karena remaja putri mengalami siklus menstruasi setiap bulannya.
“Menstruasi bulanan menyebabkan para remaja putri mudah mengalami anemia,” jelasnya.
Saat anemia itu terjadi, ungkapnya, sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari biasanya. Hal ini bisa membuat tubuh remaja putri mudah lemas bahkan pingsan.
Tak sampai di situ, anemia juga berdampak buruk bagi imunitas remaja putri hingga ia rentan terpapar berbagai penyakit infeksi. Jika sudah demikian, hal tersebut tentu ikut merambat ke penurunan konsentrasi, kebugaran atau produktifitas.
“Efek domino berikutnya, prestasi di sekolah pun ikut turun,” bebernya.
Remaja putri di Aceh, tutur Hanif, merupakan salah satu dari tiga kelompok sasaran yang perlu diperhatikan serius untuk menekan angka stunting di Serambi Mekkah. Dua kelompok lainnya yakni ibu hamil dan balita.