Gerhana Matahari Bakal Muncul di Aceh, Ini Jadwalnya dan Tata Cara Salat Kusuf

Ilustrasi: Warga menyaksikan gerhana matahari cincin dengan menggunakan kacamata khusus di Banda Aceh. Foto: Eko Deni Saputra

Bagikan

Gerhana Matahari Bakal Muncul di Aceh, Ini Jadwalnya dan Tata Cara Salat Kusuf

Ilustrasi: Warga menyaksikan gerhana matahari cincin dengan menggunakan kacamata khusus di Banda Aceh. Foto: Eko Deni Saputra

MASAKINI.CO – Fenomena alam berupa gerhana matahari diperkirakan kembali terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Untuk Provinsi Aceh, gerhana ini diperkirakan bakal muncul pada pukul 13.16 WIB, puncak gerhana 14.40 WIB, dan berakhir 15.48 WIB

Berdasarkan data astronomis, ada 31 provinsi di Indonesia yang dapat mengamati  Gerhana Matahari Sebagian, Minggu (21/6) bertepatan 29 Syawal 1441H.

“Ada 31 Provinsi yang secara astronomis dapat mengamati gerhana matahari ini,” terang Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia, Kamaruddin Amin, di Jakarta, Sabtu (20/06).

Kementerian Agama, lanjut Kamaruddin Amin, mengimbau umat Islam yang daerahnya mengalami gerhana dan aman Covid-19 untuk menggelar Salat Gerhana Matahari atau Salat Kusuf. 

“Kami imbau kaum muslim pada daerah yang mengalami gerhana dan aman Covid-19, untuk menggelar shalat sunnah gerhana sesuai tuntunan syariah. Tapi tetap memperhatikan protokol kesehatan,” tuturnya.

Kemenag juga mengimbau agar usai ibadah imam dapat menyampaikan khutbah kepada para jemaah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar, sedekah, dan hal baik lainnya.

“Masyarakat juga dianjurkan membaca takbir, memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya. Jangan lupa berdoa agar wabah Covid-19  segera berakhir dan juga doa untuk keselamatan bangsa dan Negara,” pintanya.

Mengutip Kitab Al-Mughni, karya Ibnu Qudamah, salat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. Akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri.

Salat Kusuf atau Salat Gerhana Matahari dilakukan dua rakaat dengan rangkaian sebagai berikut: 

  1. Berniat di dalam hati (Misalnya, Usalli sunnatan likusuufis-syamsi ma’muuman/imaaman lillaahi ta’aala.
  2. Takbiratul ihram seperti shalat biasa.
  3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan di-jahr-kan (perdengarkan) suaranya.
  4. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
  5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal).
  6. Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).
  7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.
  8. Bangkit dari ruku’ (i’tidal).
  9. Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
  10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya).
  11. Tasyahud.
  12. Salam.

[KEMENAG]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist