Kala Perempuan Samar Kilang Berdaya Lewat Produk Janeng dan Aren

Produk olahan hasil hutan bukan kayu (HHBK) oleh kelompok perempuan di Samar Kilang, Bener Meriah. (foto: untuk masakini.co)

Bagikan

Kala Perempuan Samar Kilang Berdaya Lewat Produk Janeng dan Aren

Produk olahan hasil hutan bukan kayu (HHBK) oleh kelompok perempuan di Samar Kilang, Bener Meriah. (foto: untuk masakini.co)

MASAKINI.CO – Kelompok perempuan di Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, berhasil mengolah hasil hutan bukan kayu (HHBK) jadi bernilai jual tinggi.

Desa yang terletak di pinggir hutan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) itu kaya akan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan tanpa merusak hutan. Salah satunya, seperti janeng atau ubi hutan (Dioscorea hispida Dents) dan aren (Arenga pinnata).

“Karena belum mengetahui, akhirnya masyarakat membiarkan saja tanaman tersebut tumbuh dan menjadi semak-semak, padahal tanaman-tanaman itu selain dapat dikonsumsi dan bernilai ekonomi, juga memiliki nilai histori yang menarik,” kata Direktur Katahati Institute, Raihal Fajri saat peresmian produk janeng dan aren hasil produksi kelompok perempuan Samar Kilang, Selasa (25/1/2022) kemarin.

Dia menjelaskan, setelah hampir setahun mendampingi perempuan-perempuan Samar Kilang lewat program Katahati Institute dibantu Kedutaan Belanda, mereka kini telah berhasil mengembangkan produk janeng dan aren yang siap dipasarkan.

“Harapannya, selain aren yang berbentuk serbuk dan manisan, janeng diolah menjadi tepung dan keripik, juga nanti akan ada produk-produk hasil hutan lain yang dapat dikembangkan dan dijual,” ujarnya.

Soal pemasaran hasil produk kelompok perempuan Samar Kilang itu, tutur Raihal, tidak hanya dipasarkan di Kabupaten Bener Meriah, tapi juga ke seluruh Indonesia dan ke luar negeri.

“Penjualannya selain dengan cara onfline, kelompok perempuan ini juga dilatih bagaimana berjualan online dengan menggunakan market place yang ada,” sebutnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Bener Meriah, Dailami, menyampaikan terima kasih kepada Katahati Institute dan Kedutaan Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste melalui The Canada Fund for Local Initiatives (CLFI) yang telah membantu mendampingi perempuan di Kecamatan Syiah Utama.

“Kami patut berterima kasih karena pendampingan ini telah terbentuk kelompok perempuan yang paham meningkatkan ekonomi,” katanya.

Dailami berharap, kelompok perempuan yang berhasil memproduksi janeng dan aren ini dapat menjadi contoh kepada masyarakat di daerah lain di Bener Meriah dalam memberdayakan masyarakat.

“Mereka jadi pelopor bagi daerah-daerah lain dalam memberdayakan masyarakat, khususnya dalam mengembangkan pengetahuan terkait potensi wilayah dan usaha serta untuk pengolahan hasil hutan bukan kayu,” pungkasnya.[]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist