BPPA Tanggung Biaya Pasien Bocor Jantung selama di Jakarta

Bagikan

BPPA Tanggung Biaya Pasien Bocor Jantung selama di Jakarta

JAKARTA | MASAKINI – Badan Penghubung Pemerintah Aceh menanggung biaya transportasi, akomodasi, konsumsi dan biaya rumah singgah bagi keluarga dan Muhammad Rifqi, pasien bocor jantung asal Bireun, selama di Jakarta. Rifki (12) penderita bocor jantung sejak lahir dirujuk oleh RSUD. Zainal Abidin, Banda Aceh ke Rs. Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

“Kita juga menawarkan rumah singgah yang dikelola BPPA agar mereka bisa menginap di sana. Hal ini kita lakukan untuk membuka akses informasi antara pasien dan rumah sakit agar dapat terlayani dengan cepat sehingga pasien tidak terlalu lama menunggu,” kata Almuniza Kepala Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh di Jakarta, Selasa 16/04.

Sebelumnya Muhammad Rifqi ditemani ayahnya, Fadhil, 55 tahun, menumpang di salah satu rumah kerabatnya di Kalideres, Jakarta Barat. Rencananya, Rifqi akan menjalani berbagai proses mulai scan jantung, menunggu hasil, hingga akhirnya nanti akan dilakukan operasi. Semua biaya tersebut sudah ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Almuniza mengatakan pihaknya siap mendukung berbagai keperluan masyarakat Aceh yang tengah berada di Jakarta. Menurutnya, hal itu sesuai dengan peraturan Gubernur Aceh Nomor 5 tahun 2016 sebagai bentuk mendukung kelancaran hubungan dan kerja sama, membina masyarakat Aceh perantauan di wilayah pulau Jawa dan sekitarnya.

Sebelumnya dilaporkan bahwa Muhammad Rifqi, akan pengobatan di Jakarta usai dirujuk dari Rumah Sakit Zainoel Abidin Banda Aceh. Staff penghubung pemerintah Aceh di sana, Pilo Poli menyampaikan bahwa Rifki tampak tersenyum saat disambangi.

“Wajahnya yang legam itu tak menunjukkan bahwa ia sedang sakit. Padahal sebenarnya jika diperhatikan, ada warna biru pada bibirnya, juga pada kuku tangan dan kaki.” Demikian gambaran yang diberikan Pilo Poli dalam keterangannya.

Orang tua pasien, Fadhil mengatakan bahwa bocah berusia 12 tahun itu menderita bocor jantung di usia 2 tahun. “Tapi dia punya semangat untuk sembuh, maka hingga saat ini dia mampu bertahan,” kata Fadhil.

“Scan baru akan dilakukan tanggal 16 Mei 2019. Sementara itu, hasil scan baru keluar tanggal 29. Karena itu, kami mohon pemerintah membantu kami selama di sini,” kata Fadhil lagi.

Fadhil berharap, pemerintah mau meringankan beban mereka selama berada di Jakarta. Fadhil sendiri belum bisa memastikan sampai kapan dia bersama anaknya berada di Jakarta. Ia juga menyampaikan pihaknya belum mengetahui pasti jadwal operasi anaknya. []

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist