BANDA ACEH | MASAKINI – Hadapi Liga 2 musim ini, Persiraja Banda Aceh terpaksa harus berhadapan dengan persoalan pelik, harga tiket pesawat melambung tinggi. Tim berjuluk Laskar Rencong ini memperkirakan butuh Rp8,5 miliar untuk melakoni seluruh laga.
“Besar sekali pengaruh tingginya harga tiket pesawat,” kata Sekretaris Umum Persiraja, Rahmat Djailani pada masakini, Rabu (12/6).
Ia menyebutkan jika jadwal tidak berubah, maka musim ini Persiraja meninggalkan markas untuk menghadapi dua laga tandang. “Pertama berhadapan dengan Persibat Batang, berlanjut ke kandang PSPS Riau. Dari Batang ke Riau inikan juga menggunakan pesawat,” sebutnya.
Usai dua laga away, sebutnya, Persiraja dijadwalkan menjamu dua tim di kandang. Selanjutnya kembali jalani laga tandang di markas Perserang dan Cilegon United.
“Serang dan Cilegon dekat, tidak musti pindah hotel. Lalu Persita Tangerang dan PSGC Ciamis. Tangerang-Ciamis ini juga dekat dapat menggunakan bus,” jelasnya.
Rahmat menyebutkan dari 11 laga away 8 kali timnya harus menumpang pesawat. Manajemen Persiraja terpaksa mewajibkan official dan pemain memiliki paspor.
“Sekarang official dan pemain sedang di imigrasi mengurus paspor. Kita harus transit di Kuala Lumpur, Malaysia untuk lakoni laga away,” kata Rahmat. (masa)