MASAKINI.CO – COVID-19 telah berdampak serius untuk sektor bisnis informal di Banda Aceh, termasuk jasa merias pengantin dan usaha penyewaan pelaminan.

“Sejak pertengahan Maret persisnya saat keluar peraturan hentikan keramaian, salah satunya larangan pesta atau resepsi perkawinan,” kata Sri Wahyuni, pemilik Hazain Wedding Organizer, Minggu (12/4).

Ia menyebutkan, usahanya telah kehilangan omzet ratusan juta lebih. Hal itu terjadi akibat pembatalan resepsi pernikahan para konsumennya.

“Akibat cancel pekerjaan di April kehilangan omzet mencapai 147 juta, belum lagi Mei atau Juni. Tapi saya tetap ikhlas dengan segala ketetapan Allah. Saya yakin ketetapan Allah itu lebih baik dari apapun,” sebutnya.

Nol pendatapan akibat tutupnya usaha penyewaan pelaminan dan rias pengantin, membuat Sri Wahyuni terpaksa merumahkan 13 pekerjanya.

“Sedih sekali rasanya melepaskan mereka, tapi mau bagaimana lagi ini ujian berat yang harus dijalani,” ujarnya.

Walau tak jelas hingga kapan pandemi corona berakhir, namun ia mengaku tetap optimis akan ada titik terang kemudian hari.

“Sampai Juni juga belum tentu krisis berakhir, tapi saya tetap berusaha bersamangat dan bangkit. Sekarang saya banting stir sebentar ke bisnis jual masker jahitan dan hand sanitizer secara online dengan harga murah untuk membantu warga,” ujarnya.

Sri Wahyuni yakin, berdoa dan peningkatan ibadah serta aktivitas sosial juga kemanusiaan dapat mempercepat berakhirnya wabah.

“Saya sangat yakin ini semua akan berakhir dan kita semua akan menjadi manusia baru. Manusia yang lebih baik lebih bersyukur akan setiap berkah yang diberi Allah,” ujarnya.

Walau bisnis sedang macet, pengurus Makeup Artis Aceh (MuA) ini menyibukkan dirinya dengan pengalangan dana.

“Kami sudah melakukan pengalangan dana, untuk fakir miskin,” sebutnya.[Lingga]