MASAKINI.CO – Kota sepi. Kota tertutup rapat. Kota gelap.
Mana kuburan. Mana kotanya. Suasana mencekam, susana menakutkan.
Terjemahan bait-bait puisi berbahasa asli Tegal itu, lahir kala lampu-lampu di pusat kota mati. Dalam sunyi, pengarangnya Widadari Sastra menemukan inspirasi.
Widadari Sastra, nama pena. Aslinya, Ria Candra Dewi. Dosen Politeknik Baja Dukuhwaru.
Ia menyulam resahnya dan mayoritas warga, atas gelombang raya warga kembali dari ibu kota.
Yang dicemaskan perempuan yang juga guru Bahasa Indonesia SMK Bhakti Praja Tegal itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak bermakna, pemudik terus berdatangan. Bisa jadi, daftar korban kian panjang.
Saat itu, Tegal menempati peringkat lima jumlah pemudik terbanyak di Jawa Tengah. Setidaknya, itulah hasil pantauan Dinas Perhubungan setempat disiar sejumlah media.
Agar takutnya tak menjadi nyata, ia memilih menulis puisi. Aja Mudik (Jangan Mudik).
“Karya untuk panggung daring, untukmu Indonesia di saat masa pandemi,” kata Widadari, sastrawan tegalan, Senin (1/6).

Pementasan panggung daring digelar Universitas PGRI Semarang itu bertajuk Kami Untuk Indonesia berlangsung, Kamis (21/5).
“Seorang pesertanya dari luar negeri,” kata Widyadari.
Puisi gadis kelahiran 29 Mei 1987 itu, dibacakan Dhenok, sastrawan komunitas Tegal.
“Saya buat puisi yang mendukung Indonesia dengan arahan dari pemerintah dilarang mudik untuk menekan penyebaran virus Covid-19,” ujarnya.
Kini, Tegal mulai bercahaya. Lampu-lampu kota kembali menyala. Pemerintah telah memberlakukan new normal di kabupaten di Jawa Tengah tersebut.
Walau kota kelahiran Widadari, kembali berdenyut dalam protokol ketat, namun gelisahnya belum sirna.
“Masih was-was ya, masih belum ada vaksin atau obatnya. Masyarakat masih harus waspada,” sebutnya.[]
Aja Mudik
Puisi Tegalan Karya: Ria Candra Dewi
Nang musim pandemi korona
Akéh kota zona abang
Akéh kota dibetoni
Kota nyenyet
Kota rapet jipet
Kota peteng
Endi kuburan
Endi kota
Kahanan nggilani kahanan medéni
Duh Nok ayu
Tulung aja mudik!
Pokoké aja mudik!
Stasiun sepi
Terminal uga sepi
Bandara luwih-luwih sepi
Akéh wong ora mudik
Akéh wong tetangisan Banyu mata ndléwéran
nahan kangen kapendem
Duh, Mané
surasané enyong kangen
nyong péngin mudik
nyong kudu pimen?
Jaré Mané
nyong aja ndableg!
Aja mbandel!
Aja mbedud!
Jaré Mané
Sing nurut, bén slamet
Masakha ora ketemu
Masakha ora balik
Ning jero ati
Nyong ucap janji
Ra bakal mudik
Sampé lunga
Musim pageblug…
Pokoké ora mudik!
Tegal,2020
Terjemahan
Jangan Mudik
Karya Ria Candra Dewi
Saat musim pandemi korona
Banyak kota zona merah
Banyak kota dibeton
Kota sepi
Kota tertutup rapat
Kota gelap
Mana kuburan
Mana kotanya
Susana mencekam, suasana menakutkan
Duhai ,perempuan cantik?
tolong jangan mudik
Pokoknya jangan mudik
Stasiup sepi
Terminal sepi
Bandara apa lagi ! Sepi!
Banyak orang tak mudik
Banyak orang menangis pilu
Tahan kangen di hati
Duhai, Ibuku
Rasanya aku kangen
Aku ingin mudik
Aku harus bagaimana?
kata ibu?
Yang nurut
Jangan keras kepala!
Jangan bandel
Jangan tak mau tahu !
Kata ibu!
Turuti, biar selamat
Pasti ketemu
Pasti pulang
Dalam hati ,berjanji
Tak bakal mudik
Sampai pergi
musim penyakit ini!
Pokoknya jangan Mudik !
Tegal, 1 Juni 2020