Memprihatinkan, Angka Positif Corona di Aceh di Atas Ambang Batas Penetapan WHO

Ilustrasi.

Bagikan

Memprihatinkan, Angka Positif Corona di Aceh di Atas Ambang Batas Penetapan WHO

Ilustrasi.

MASAKINI.CO – Manager Operasional Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah, Dr. Ichsan, mengatakan jumlah masyarakat Aceh yang terpapar Corona jauh melampaui rasio ambang batas positif yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.

Di Laboratorium Penyakit Infeksi Universitas Syiah Kuala saja, dari 14.918 sampel yang diperiksa, sebanyak 3.519 diketahui terpapar covid-19. Artinya, di salah satu laboratorium saja, angka paparan corona mencapai 23,6 persen.

“Jumlah itu telah jauh melampaui rasio ambang batas positif yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen. Sebab dengan angka itu, maka penyebaran covid-19 masih bisa terkendali. Namun jika sudah lebih 5 persen maka pandemi ini akan sulit untuk dikendalikan,” kata dr. Ichsan dalam keterangan resmi yang dikirimkan Unsyiah.

“Data ini patut menjadi perhatian kita bersama, karena semua ini menunjukkan bahwa wabah Covid-19 khususnya di Aceh semakin tak tekendali,” kata Ichsan lagi.

Diketahui angka positive rate dari hasil pengujian Lab Unsyiah tergolong tinggi. Dengan positive rate 23,6 persen berarti ada 3.519 sampel dari Lab Unsyiah yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hampir 20 ribu sampel yang diperiksa.

Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal, juga menilai angka positive rate dari Lab Unsyiah ini bisa saja lebih tinggi jika jumlah pengujian sampel swab dilakukan lebih banyak lagi. Oleh karena itu, Rektor sangat setuju dengan usulan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) beberapa waktu lalu, yang mengusulkan perlunya uji swab secara massal di tempat keramaian.

“Untuk itu Unsyiah siap mendukung swab massal di tempat tertentu. Seperti warung-warung kopi, sehingga kita bisa mendeteksi penyebaran virus Covid-19 ini,” kata Rektor.

Sebab Rektor menilai, yang sangat berbahaya hari ini adalah orang-orang yang sebenarnya positif Corona namun mereka tidak menyadarinya. Penyebabnya, karena mereka tidak memiliki gejala (OTG).

Mereka yang tidak bergejala ini kemudian pulang ke rumahnya dan bertemu dengan orang tua yang memiliki riwayat komorbid, yaitu orang-orang yang memiliki penyakit bawaan.

“Kalau kita lihat persentase yang meninggal, yang paling tinggi adalah darah tinggi, kencing manis, jantung dan paru. Maka kita perlu mewaspadai virus covid 19,” ujar Rektor. []

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist