MASAKINI.CO – Wajahnya berseri, penampilannya biasa saja dengan jersey klub papan atas Liga Inggris, Chelsea, saat ditemui satu pekan lalu.
Berperawakan santai, berbadan sehat, pria itu memiliki nama lengkap Riazul Iqbal. Tapi banyak orang akrab memanggil pria yang tinggal di Blang Paseh, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie tersebut dengan; Rio saja.
Dilihat dari gelagatnya, mungkin banyak orang tidak akan menyangka bahwa dia adalah seorang penulis buku. Buku terbaru Rio berjudul “Hikayat Musang”.
Kepada masakini.co, Rio menceritakan “Hikayat Musang” adalah buku kedua yang ditulisnya, setelah buku pertama “Sudah Kubilang Jangan Jadi Guru”. Selain itu, dia juga pernah menulis buku berkolaborasi dengan penggiat buku lainnya di Pidie.
Rio menjelaskan, “Hikayat Musang” merupakan kumpulan lawakan Aceh dari masa ke masa. Buku ini bergenre humor.
Saat ditanya mengapa dia menulis kembali lawakan itu, Rio mengatakan tulisan tersebut bertujuan untuk membangkitkan kembali memori lelucon orang-orang Aceh yang hadir pada masa lalu.
“Buku ini ditulis supaya cerita ngawur orang Aceh tidak hilang ditelan zaman,” ujarnya.
Menurutnya, cerita-cerita anekdot itu ia peroleh dari penuturan banyak orang. Dia lantas mengumpulkan dan merangkainya jadi cerita.
“Ini cerita khas lelucon di pos jaga atau bale-bale, yang sering diceritakan orang untuk bahan tertawa dan mencairkan suasana,” katanya.
Rio bilang, buku “Hikayat Musang” ini terbagi tiga bagian. Dia juga menyelipkan cerita komedi langka masyarakat Aceh zaman konflik dan tsunami dulu.
“Terus ada Bonus Hadih Maja di setiap halaman setelah sebuah cerita selesai. Hadih Maja ini bisa mengingatkan kembali akan pedoman hidup orang Aceh yang kini jarang dituliskan,” ujarnya.
Rio mengatakan buku tersebut dia tulis selain untuk mengasah memori pribadinya tentang cerita masyarakat Aceh kala berkelakar, juga ditujukan sebagai pemantik generasi muda Aceh menghidupkan kembali khazanah kelakar masa lampau.
“Supaya orang-orang mengingat, bagaimana model kelakar orang Aceh tempo dulu,” jelas Rio tersenyum.
Rio menyebut buku “Hikayat Musang” sudah bisa didapatkan di Gramedia dan toko buku lainnya di Kota Banda Aceh.
“Sementara di Pidie, bisa langsung pesan kepada saya, kalau dekat akan saya antar. Mengenai harga masih terjangkau cuma Rp85 ribu saja,” ungkapnya.
Mungkin bisa dihitung jari orang-orang seperti Riazul Iqbal ini di Tanah Serambi Mekkah. Gigih melahirkan karya demi memperkaya dunia literasi di daerah ujung barat Indonesia.