MASAKINI.CO – Mi instan merupakan salah satu makanan yang cukup populer di masyarakat. Bahkan, di beberapa negara Asia banyak yang menjadikan mi instan sebagai pengganti makanan pokok.
Ini tidak terlepas dari proses penyiapannya yang cukup praktis, hanya dengan direbus 2-5 menit mi instan siap disantap. Apalagi di kalangan mahasiswa, mi instan menjadi andalan makanan pengganti nasi karena lebih ekonomis.
Namun sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mengonsumsi mi instan secara berlebihan bisa memiliki efek negatif pada tubuh.
Berikut ini adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi pada tubuh jika mengonsumsi mi instan berlebihan dilansir dari Medical Daily:
Sulit dicerna
‘Pernahkah kamu mendengar ‘mi instan makanan yang sulit dicerna’? Ya, hal itu terbukti benar karena mi instan yang dikonsumsi memaksa sistem pencernaan untuk memproses selama beberapa jam.
Ini dapat mengganggu kadar gula darah seseorang dan pelepasan insulin jika dikonsumsi terlalu cepat. Mi instan juga dapat merugikan sistem pencernaan karena kandungan pengawet dan bahan kimia di dalamnya.
Dalam jangka panjang, ini dapat menyebabkan paparan berlebih dari butiran hidroksanisol dan t-butil hidrokuinon, dua bahan kimia yang biasa digunakan dalam produk mie instan untuk memperpanjang umur simpan. Keduanya dapat menyebabkan kecemasan, asma hingga diare.
Risiko penyakit jantung
Beberapa orang mungkin mengonsumsi mi instan dalam waktu yang cukup sering. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Journal of Nutrition, terungkap bahwa orang yang mengonsumsi mi instan dalam jumlah yang berlebihan memiliki risiko lebih tinggi mengalami sindrom metabolik.
Serangkaian gejala termasuk memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL yang rendah, dan peluang lebih tinggi penyakit jantung, diabetes dan stroke.
Mengandung garam dalam jumlah tinggi
Tidak mengherankan jika mi instan mengandung banyak garam, yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Hypertension pada tahun 2014, ditemukan bahwa mengonsumsi makanan dengan kandungan natrium yang tinggi dianggap sebagai salah satu faktor utama dalam tingkat kematian yang tinggi dalam 23 studi kasus terakhir. Natrium tambahan ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.