MASAKINI.CO – Gampong (Desa) Lamlagang, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, menjadi desa pertama pilot project implementasi program Rumoh Gizi Gampong (RGG) di Aceh, yang diresmikan tahun lalu.
Pemerintah Aceh menaruh harapan pada RGG ini agar menjadi salah satu benteng pencegahan dan penanganan stunting. Bak gayung bersambut, sejumlah gampong di Aceh pun mulai melirik untuk mendirikan RGG yang dinilai punya manfaat ini.
“Rumoh Gizi Gampong dasarnya itu untuk memberikan edukasi tentang gizi bagi seluruh masyarakat gampong,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr Sulasmi, Senin (14/11).
Menurut Sulasmi, progam RGG itu dilakukan dengan memberdayakan masyarakat gampong melalui model intervensi pencegahan dan penanganan stunting secara terintegrasi di level desa.
Dia menyebut, hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada balita sebesar 29,6 persen dan balita kurus sebanyak 9,5 persen. Hal itu berpengaruh pada gangguan tumbuh kembang bayi dan anak usia di bawah dua tahun (baduta).
Menurut Sulasmi, merujuk dari data tersebut diperlukan perhatian serius untuk menanggulanginya karena, usia di bawah dua tahun merupakan masa yang amat penting sekaligus masa kritis dalam proses tumbuh kembang anak.
“Baik perkembangan fisik maupun kecerdasan anak,” ujarnya.
Oleh sebab itulah, ungkapnya, kehadiran RGG dianggap perlu sebagai bagian dari upaya pemerintah mengedukasi tentang gizi kepada masyarakat.
Kehadiran RGG di desa-desa di Aceh, selain mengedukasi terkait gizi, juga untuk memantau tumbuh kembang anak sehingga melahirkan generasi yang jauh dari stunting.
“Apalagi pemerintah Indonesia menargetkan angka stunting pada 2024 bisa turun hingga 14 persen,” jelasnya.
Dinkes Aceh, tutur Sulasmi, berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam program RGG tersebut. Sebab, apabila program berjalan secara maksimal, maka akan berdampak baik bagi perkembangan generasi Aceh kedepannya.
Sulasmi menyebut upaya penurunan angka stunting di Aceh menyasar tiga sasaran, yaitu; remaja putri, ibu hamil dan balita. Mereka ada dalam bagian intevensi spesifik pemerintah dalam mencegah stunting.
“Remaja putri, ibu hamil dan balita harus diberi asupan gizi yang cukup untuk perkembangannya, karena ketiga orang ini punya kaitannya dalam pencegahan stunting,” katanya.
Tiga kelompok sasaran program intervensi spesifik penurunan stunting ini, harap Sulasmi dapat berperan aktif di RGG sebagai tempat mereka untuk berkonsultasi masalah gizi.