Melawat ke “Kampung” Jackie Chan di Aceh

Gerbang komplek Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok, Gampong Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. (foto: masakini.co/Rahmat Taufik)

Bagikan

Melawat ke “Kampung” Jackie Chan di Aceh

Gerbang komplek Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok, Gampong Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. (foto: masakini.co/Rahmat Taufik)

MASAKINI.CO – Malam merambat di puncak bukit di Gampong Neuheun, sebuah desa yang menjuntai pada bibir Selat Malaka di satu sudut Aceh Besar. Magrib baru berlalu. Mendung yang sejak sore memayungi Banda Aceh dan sekitarnya perlahan berganti cerah. Dua cangkir kopi dan satu piring cemilan menemani obrolan santai yang hangat.

Itu adalah satu malam medio awal November lalu. Kami sedang berada di sebuah warung kopi sederhana di komplek perumahan Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok. Satu malam yang lengang, jauh dari hingar bingar warung kopi berwi-fi.

Saya datang bersama seorang teman, Dwi. Kami ditemani Junaidi, warga setempat yang juga pemilik warung kopi itu. Adi, panggilan akrab Junaidi, bercerita banyak soal komplek ini.

“Belakangan memang ramai yang datang. Kadang cuma menghabiskan sore sambil ngopi, kadang sekadar foto-foto,” kata Adi.

Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok adalah sebuah komplek perumahan di Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Letaknya terpaut 17 kilometer dari pusat kota Banda Aceh.

Meski memakai nama ‘Gampong’, tempat ini sebenarnya hanya merujuk kepada area komplek yang berjumlah 606 rumah itu.

Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok merupakan bukti nyata dari solidaritas dunia untuk Aceh. Setelah dihempas gempa 9,1 skala richter dan disusul gelombang tsunami pada 26 Desember 2004, Aceh hancur luluh lantak.

Pesona pemandangan dari Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok, Gampong Gampong Neuheun, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. (foto: masakini.co/Rahmat Taufik)

Saat itu beragam komunitas internasional hadir ke Serambi Mekkah. Bersama dengan masyarakat dan pemerintah lokal, ragam komunitas dunia itu bahu-membahu membangun kembali Aceh yang telah remuk.

Salah satunya adalah dari Tiongkok. Masyarakat dari negara itu, melalui China Charity Federation dan Red Cross Society of China, menyalurkan bantuan perumahan layak huni kepada korban tsunami. Dari situlah lahir komplek perumahan Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok ini.

Perumahan ini dihuni oleh korban tsunami yang kehilangan rumahnya pada bencana tsunami. “Sebagian besar berasal dari seputaran Banda Aceh dan Aceh Besar. Tapi ada juga yang dari Aceh Selatan. Bahkan ada beberapa etnis Cina,” kata Junaidi.

Di Banda Aceh dan sekitarnya, area komplek ini lebih dikenal sebagai Kampung Jackie Chan. Artis laga top dunia itulah yang memotori penggalangan dana bagi pembangunan perumahan ini. Jackie bahkan pernah secara langsung menyambangi kampung itu pasca bencana dahsyat melanda Tanah Rencong.

Secara geografis, komplek ini berada di arah timur Banda Aceh. Dari pusat ibukota Provinsi Aceh itu, hanya diperlukan kurang dari 45 menit waktu tempuh menggunakan mobil atau sepeda motor.

Lanskap Bukit Barisan yang berantai dan garis pantai yang permai akan menemani perjalanan di sepanjang Jalan Malahayati, arah menuju ke Krueng Raya.

Nuansa Tiongkok yang kental akan segera menyambut begitu memasuki gerbang komplek. Atap gapura didesain bergelombang dengan gaya sangat khas Tiongkok. Pembubuhan bahasa Mandarin di papan nama gapura semakin menambah suasana pecinan.

Berselang beberapa meter, juga ada sebuah prasasti dengan nuansa yang sama. Pada dinding prasasti, tertera penjelasan singkat tentang komplek ini dalam tiga bahasa: Indonesia, Mandarin, dan Inggris.

Pada bagian akhir, beberapa utas doa dan harapan turut disematkan; “…Ketika saudara-saudara kami yang di Aceh tertimpa musibah dahsyat, berjuta-juta masyarakat Tiongkok dari berbagai strata merasakan duka yang sama…. Dari lubuk hati yang paling dalam kami mendoakan kebahagiaan, ketentraman, perdamaian dan kemajuan yang selamanya berada di wilayah Aceh. Semoga persahabatan masyarakat Indonesia-Tiongkok tetap terjalin kuat sepanjang masa.”

Berada di tanah berbukit dan berkelok, komplek perumahan ini menawarkan pemandangan alam yang memikat. Dari puncak, dalam sekali lepas pandang, pengunjung dapat menyaksikan laut lepas Selat Malaka dengan batas pandangan Pulau Weh.

Sore hari menjadi waktu terbaik menikmati lanskap alam di sini. Jika cukup beruntung, langit jingga yang merah keemasan dapat dinikmati pada lepas senja yang cerah.

Menikmati semburan cahaya lampu Kota Banda Aceh dari Kampung Persahabatan Indonesia-Tiongkok. (foto: masakini.co/Rahmat Taufik)

Malam hari, di sisi lain di puncak komplek yang sama, pengunjung dapat menikmati Banda Aceh yang berselimut cahaya. Lampu-lampu kuning keemasan kontras menyembur dalam kegelapan malam.

Dwi yang baru pertama datang ke sini pun memuji kemolekan tempat itu. Perbukitan di kampung ini dinilainya bisa dijadikan arena olahraga. “Misalnya, cocok dijadikan spot olahraga paralayang,” katanya.

Terbang sembari melihat alam yang hijau, laut lepas, atap bangunan yang berserak di Banda Aceh dan sekitarnya tentu akan menjadi pengalaman yang menyenangkan. Meski baru sebatas khayalan, keinginan Dwi itu bisa saja terwujud jika ada yang mau berinvestasi di daerah ini.

Bencana gempa dan tsunami memang sudah hampir dua dekade berlalu. Kehidupan masyarakat Aceh kembali normal dan kini bahkan sudah menjadi lebih baik. Geliat ekonomi tumbuh. Pariwisata bergerak maju. Jutaan wisatawan hilir mudik mengunjungi Aceh.

Namun barang kali, para wisatawan itu masih banyak yang belum tahu bahwa ada riwayat persahabatan dan solidaritas kelas dunia tertambat abadi di Kampung Jackie Chan. Tentu saja jika berkunjung ke Aceh, kampung ini layak dikunjungi.[Rahmat Taufik]

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist