MASAKINI.CO – Stasiun televisi berbasis di Doha, Qatar mulai menyorot berbondong-bondongnya warga Rusia di Bali sejak invasi Ukraina.
“Di tujuan paling populer di Indonesia, para pendatang mencari perlindungan dari kejatuhan ekonomi akibat perang dan ancaman wajib militer,” lapor Aljazeera, Rabu (15/3/2023).
Warga Rusia mulai menghadapi reaksi keras dari penduduk setempat. Mereka dinilai telah mengambil lapangan pekerjaan masyarakat.
Di tengah meningkatnya keluhan masyarakat, Gubernur Bali, Wayan Koster dirinya telah meminta pemerintah pusat untuk mengakhiri hak istimewa visa-on-arrival bagi warga Rusia dan Ukraina.
“Mengapa kedua negara ini? Keduanya sedang berperang, sehingga tidak aman di negara mereka, dan mereka berduyun-duyun ke Bali. Banyak dari mereka yang datang ke Bali bukan untuk bersantai, tapi untuk mencari kenyamanan, termasuk untuk bekerja,” kata Koster seperti dikutip media setempat.
Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan akan meninjau permintaan gubernur sambil membuka kemungkinan bahwa jumlah mereka yang “berulah dan membuat masalah” mungkin tidak signifikan.
Sementara hampir 60.000 orang Rusia tiba di Bali tahun lalu, sekitar 20.000 telah tiba setiap bulan sejak Kremlin mengumumkan mobilisasi sebagian cadangan militer pada bulan September, menurut angka yang dikumpulkan oleh bandara internasional Bali.
Beberapa telah bekerja di pulau itu sebagai penata rambut, babysitter, supir taksi atau bahkan pekerja seks, seringkali, kata pihak berwenang, tanpa visa kerja yang diwajibkan secara hukum.
Sementara jumlah orang Ukraina juga meningkat, hanya ada sepersepuluh dari jumlah pendatang, dan sebagian besar ekspresi frustrasi dan kontroversi publik yang melibatkan pekerja tidak berdokumen telah diarahkan ke Rusia.
Awal bulan ini, Pemerintah Provinsi Bali mengumumkan pembentukan gugus tugas yang terdiri dari polisi dan pejabat dari kementerian tenaga kerja, industri dan perdagangan untuk menindak pekerja tidak berdokumen.