MASAKINI.CO – Traveler yang ingin melihat jejak perang dunia kedua direkomendasikan untuk berkunjung ke Desa Ujong Kareung, Kecamatan Sukajaya, Sabang.
Di sana, berdiri kokoh benteng tempat tentara Jepang berlindung dan menyimpan peluru saat perang meletus. Benteng Anoi Itam atau dikenal dengan sebutan Benteng Jepang ini terletak sekitar 12 kilometer dari Kota Sabang ke arah timur.
Lokasinya berdekatan dengan pantai Anoi Itam menjadi alasan benteng itu dinamakan dengan Benteng Anoi Itam.
Untuk menuju ke sana, pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda dua atau lebih dan memarkirkannya di kompleks benteng. Biaya parkir dipatok Rp 3 ribu untuk motor dan Rp 10 ribu untuk kendaraan roda empat.
Setelah membayar parkir, anda dapat menaiki sejumlah anak tangga untuk menuju ke lokasi. Jalan ke lokasi tergolong sempit sehingga anda disarankan untuk berjalan dengan tertib.
Sepanjang perjalanan ke benteng, anda juga dapat melihat dua bangunan berbentuk ‘gua’ dalam kondisi kosong melompong. Di jalur ke benteng juga terdapat beberapa titik yang dapat dijadikan lokasi berfoto bersama atau berswafoto.
Usai berjalan sekitar lima menit dari tangga, anda akan tiba di sebuah benteng menghadap ke laut. Di dalam benteng terdapat meriam sepanjang tiga meter. Di sana, pengunjung dapat masuk ke dalam sambil berpose dengan gaya memegang meriam.
Pengunjung ke sana juga diperbolehkan naik ke atas benteng. Landscape laut lepas dan beberapa pantai di sekitar benteng menjadi pemandangan menarik untuk dinikmati.
Selain melihat kokohnya benteng dibangun sekitar tahun 1942-1945, di sana juga terdapat objek wisata yang sudah dibuat bagus. Anda dapat bersantai di tempat yang disediakan sambil menikmati angin laut.
Bila turun ke bawah, terdapat karang yang juga cocok untuk dijadikan spot foto. Benteng Jepang ini sudah dikelola Pemerintah Kota Sabang bersama masyarakat setempat.
Di sana juga terdapat informasi sekilas tentang benteng yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Anda yang berkunjung ke sana tanpa menggunakan pemandu, dapat mengetahui sejarah benteng dengan membaca tulisan di bantu prasasti tersebut.
“Benteng ini merupakan salah satu benteng yang digunakan oleh tentara penduduk Jepang untuk menyimpan peluru dan senjata mereka ketika perang dunia II, benteng ini juga menjadi tempat untuk bertahan dari musuh. Di depan benteng ini terdapat sebuah meriam yang memiliki panjang sekitar tiga meter. Benteng ini dinamakan benteng Anoi Itam karena terletak di Anoi Itam,” bunyi informasi di sana.
Seorang pengunjung ke Benteng Jepang, Riska, mengaku sangat berkesan dengan jejak perang dunia kedua tersebut. Dia berharap ke depan ada pemandu khusus yang disiagakan di lokasi sehingga pengunjung mendapatkan lebih banyak informasi tentang benteng.
“Tempat di sini sangat adem, cocok untuk bersantai sambil berwisata sejarah,” kata Riska.
Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi menekankan pentingnya ‘storytelling’ untuk meningkatkan daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Sabang. Dia meminta para pemandu wisata untuk lebih memahami dan menguasai sejarah tempat-tempat wisata dan juga makanan khas di Sabang.
“Guide harus bisa menceritakan terkait sejarah atau gambaran mengenai objek wisata hingga kuliner, agar lebih menarik wisatawan,” kata Reza beberapa waktu lalu.
“Selain menceritakan terkait objek wisata, pelaku wisata di Sabang, khususnya di objek wisata Benteng Anoi itam ini juga harus menambah pilihan menu kuliner dan memperbanyak atraksi wisata,” jelasnya.
Benteng Jepang disebut dibangun ketika pasukan Jepang mendarat di Sabang pada 12 Maret 1942. Kala itu, mereka langsung menggali terowongan bawah tanah di sepanjang bibir pantai sebagai benteng pertahanan mereka. Tapi saat ini terowongan tersebut telah ditutup oleh pemerintah setempat dengan alasan keamanan.
Bangunan benteng dibangun berbentuk tapal kuda berukuran 1,5 meter bujur sangkar dengan menghadap ke laut. Bangunan ini setengahnya terletak di bawah tanah dan dilengkapi dengan meriam sepanjang tiga meter.
Meriam diletakkan di sana karena benteng tersebut juga berfungsi sebagai menara bidik ke arah laut untuk mencegah kapal musuh memasuki wilayah perairan Sabang. Sekitar tahun 2017, Badan Pelestarian Cagar Budaya Aceh telah melakukan pemugaran situs Benteng Anoi Itam.
Bila anda sedang berada di Sabang, yuk berkunjung ke Banteng Anoi Itam. Benteng ini juga termasuk salah satu lokasi melihat matahari terbenam (sunset) di ujung paling barat Indonesia.