MASAKINI.CO – Sejumlah pemilik SPBU di Aceh mengaku kecewa dan dirugikan akibat layanan transaksi Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengalami gangguan sejak kemarin, Senin (8/5/2023).

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) wilayah Aceh, Nahrawi Noerdin mengatakan layanan yang phak luyak (rusak parah) BSI, itu mengakibatkan pemilik SPBU tidak dapat menebus pembelian BBM dan LPG ke Pertamina karena transaksi hanya bisa dilakukan lewat bank tersebut.

“Kalau BSI error sistemnya seperti ini, bisa kosong bahan bakar minyak di seluruh SPBU di Aceh, karena kita tidak bisa menarik dan mentransfer uang penebusan BBM di Pertamina melalui BSI,” katanya, Selasa (9/5/2023).

Menurut Nahrawi, sebelum BSI terbentuk, transaksi penebusan minyak oleh pemilik SPBU di Aceh bisa dilakukan di sejumlah bank. Hal itu lantaran karena ada sistem host to host di setiap bank.

“Namun sekarang sistemnya hanya ada di satu bank yaitu BSI, maka saat BSI error seperti ini otomatis semua terhambat,” ujarnya.

Nahrawi Noerdin mengaku hingga saat ini pelayanan BSI di Aceh masih sangat jauh dari harapan, terutama bagi kalangan dunia usaha.

“Ketika hal-hal yang menyangkut masalah layanan primer sebuah lembaga keuangan saja masih terkendala dan jadi keluhan masyarakat, maka kita tidak bisa berharap banyak akan adanya layanan inovatif yang sifatnya next level service,” ungkapnya.

“Kondisi seperti ini bisa menjadi pelajaran dalam mengambil kebijakan, seharusnya ada bank konvensional lain di Aceh yang memiliki sistem host to host, jadi ada solusi saat satunya bank error,” tambahnya.

Jika kondisi seperti ini terus berlarut, Nahrawi menilai Aceh bakal terisolir secara nasional dan internasional dalam urusan transaksi keuangan.