MASAKINI.CO – Naiknya harga telur ayam sejak beberapa hari lalu di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar berimbas bagi pedagang martabak di wilayah setempat.
Hal ini dikeluhkan, salah satu penjual martabak di Warung Kopi kawasan Ulee Lheu, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, Lia. Menurutnya kenaikan harga telur ayam tersebut sangat berefek pada penjualan martabaknya.
Pasalnya, saban hari kebutuhan bahan pokok di wilayah Banda Aceh terus mengalami kenaikan, sehingga penghasilan dari usahanya tersebut tidak stabil.
“Harga telur naik, tentu penghasilannya juga turun,” kata Lia, kepada masakini.co, Kamis (1/6/2023).
Meskipun harga telur naik, kata Lia, mereka tidak menaikkan harga jual martabak, hanya saja pendapatan yang dihasilkan tidak seperti biasanya.
“Saya tetap beli, bahkan dalam jumlah yang banyak, karena itu bahan utama membuat martabak,” ujarnya.
Kini, tambah Lia, ia tetap menjual martabak dengan harga Rp10 ribu per porsi. Untuk itu ia berharap agar bahan sembako bisa kembali normal sehingga tidak berimbas pada penghasilannya.
“Semoga saja sembako dapat kembali normal dan tidak naik lagi, jadi penghasilan kami juga ikut stabil,” harap Lia.
Sebelumnya diberitakan, harga telur ayam di pasar Induk Lambaro, Aceh Besar dan beberapa warung sembako lainnya mengalami kenaikan sejak tiga hari lalu. Jika sebelumnya dijual Rp45 hingga Rp47 ribu per papan, kini meroket menjadi Rp52 ribu per papan.
Reporter: Riska Zulfira