Ingin Bekerja di Jepang, Dua Siswa Asal Aceh Ikut Pelatihan OISCA Indonesia

Ketua OISCA Indonesia, Khaidir Abdurrahman.

Bagikan

Ingin Bekerja di Jepang, Dua Siswa Asal Aceh Ikut Pelatihan OISCA Indonesia

Ketua OISCA Indonesia, Khaidir Abdurrahman.

MASAKINI.CO – Mengenakan baju putih celana hitam, Rizki Maulana duduk di antara 24 siswa yang mengikuti pembukaan pelatihan angkatan ke-40 di traning center OISCA Indonesia di Cimenteng, Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu (16/7/2013).

Lulus dari Islamic Boarding School Al Fhattani, Tanah Luas, Aceh Utara, pria berusia 18 tahun itu bercita-cita ingin bekerja di Jepang.

Juni lalu, ia mendapat kabar OISCA Indonesia di Sukabumi membuka pelatihan bagi siswa lulusan SMA/sederajat yang ingin bekerja di Jepang. Tak ingin melewatkan kesempatan itu, Rizki segera mendaftarkan diri. Beruntung, dia lulus seleksi untuk menjalani pelatihan selama 5 bulan di sana.

“Saya ingin bekerja di Jepang untuk membahagiakan orang tua. Kalau bisa saya ingin bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang pertanian,” kata Rizki saat ditanya motivasinya ikut pelatihan itu.

Selain Rizki, dari total 24 siswa dari berbagai daerah di Indonesia, ada dua lagi siswa asal Aceh. Salah satunya adalah Maulana Aziz. Seperti Rizki, Aziz mendaftar di OISCA Indonesia agar bisa bekerja di Jepang. Selain itu, Aziz yang baru tamat dari SMK Negeri 1 Baktiya Barat ingin melanjutkan kuliah di Jepang.

“Saya siap untuk mengikuti apa pun materi pelatihan, termasuk kedisiplinan,” kata pria berusia 18 tahun itu.

Rizki Maulana, siswa asal Aceh Utara peserta pelatihan OISCA Indonesia untuk bekerja di Jepang.

OISCA Indonesia memang menerapkan standar tinggi untuk siswa yang ingin bekerja di Jepang. Selain keterampilan berbahasa Jepang, para siswa dituntut untuk disiplin sesuai budaya kerja di Jepang.

Ketua OISCA Indonesia Khaidir Abdurrahman menekankan para siswa agar benar-benar disiplin mengikuti pelatihan. Sebab, jika tidak memenuhi kriteria, mereka tidak akan diberangkatkan.

“Kalau tidak bisa mengikuti aturan, lebih baik pulang dari sekarang,”kata Khaidir yang juga mantan anggota DPR RI asal Aceh periode 2014 -2019.

Di training center Sukabumi, para siswa akan dilatih penguasaan bahasa dan budaya Jepang, pertanian terpadu, juga kedisiplinan agar dapat menyesuaikan diri dengan orang Jepang yang dikenal punya etos kerja tinggi.

Kepada para siswa, Khaidir menekankan agar bekerja rajin, jujur dan taat beribadah, terlepas apa pun agamanya.

“Itu saya tekankan kepada mereka agar mereka punya bekal hidup dunia dan akhirat,” kata Khaidir yang alumni OISCA angkatan ke-13.

OISCA Indonesia adalah organisasi asal Jepang yang masuk ke Indonesia 1979. Selain di Indonesia, OISCA juga hadir di berbagai negara terutama di kawasan Asia Pasifik dan Amerika latin, terutama di negara-negara berkembang.

Organisasi ini bergerak dalam bidang pelatihan pertanian, peternakan dan keterampilan lain, penghijauan, pendidikan lingkungan hidup di sekolah-sekolah.

Menurut Khaidir Abdurrahman, dalam bulan Juli ini, ada 10 siswa yang diberangkatkan ke Jepang untuk bekerja pada perusahaan di sana selama tiga tahun. Mereka bekerja di sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi, pertanian terpadu, dan sapi perah.

Usai pandemi Covid-19, kata Khaidir, OISCA Indonesia sudah  memberangkatkan sekitar 150 orang ke Jepang untuk magang kerja pada perusahaan di sana.

Khaidir bersyukur, pihaknya dapat berkontribusi dalam meningkatkan peluang bagi para siswa asal Indonesia untuk bekerja di Jepang. Dengan begitu, nantinya mereka dapat menjadi agen pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitarnya.

“Terutama meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga mereka,” ujar Khaidir Abdurrahman.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist