MASAKINI.CO – Pembangunan kesehatan di daerah tertinggal masih menghadapi tantangan besar, diantaranya kekurangan dan tidak meratanya distribusi tenaga kerja termasuk tenaga bidan.
Kondisi itu terjadi di Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar. Harusnya setiap desa memiliki seorang tenaga bidan, namun di sana hanya ada delapan bidan untuk melayani 17 desa.
Kepala Puskesmas Pulo Aceh, Misriadi menyebutkan pihaknya masih membutuhkan sembilan bidan untuk melayani pasien di Pulo Aceh. Bila jumlah bidan mencukupi, dipastikan dapat memberikan pelayanan yang optimal pada masyarakat.
βTenaga bidan di Pulo Aceh dirincikan 4 bidan yang PNS, 2 bidan bakti dan 2 bidan kontrak. Namun total keseluruhan tenaga kerja ada 44 orang untuk melayani dua pulau,β kata Misriadi pada Masakini.co, Senin (24/7/2023).
Ia menerangkan, kekurangan tenaga kesehatan tersebut pernah diusulkan pihaknya kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Namun hingga kini belum ada realisasi atau penambahan tenaga bidan ke Pulo Aceh.
βTerakhir kami usulkan Mei 2023 lalu, dan kesimpulan dari Pemkab katanya akan ditinjau kembali,β ucapnya.
Kemudian Misriadi menambahkan, di Puskesmas Pulo Aceh saat ini telah memiliki satu unit ambulance laut sebagai transportasi khusus untuk pelayanan kesehatan di Pulau Breuh dan Pulau Nasi.
βAmbulance itu selalu standby di lokasi 24 jam, jadi ketika pasien membutuhkan langsung dijemput,β ucapnya.
Tak hanya terkendala di fasilitas dan tenaga kerja, cuaca yang tidak menentu juga menjadi tantangan besar. Hal itu dirasakan saat ada pasien yang harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin (RSUDZA).
βKarena saat angin kencang kita kerap terhambat namun karena sudah terbiasa tetap kami lalui,β imbuhnya.