BPJS Kesehatan Menjangkau Pulau Tertinggal

Warga menunggu obat di Puskesmas Pulo Aceh, Aceh Besar, Senin (14/08/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Bagikan

BPJS Kesehatan Menjangkau Pulau Tertinggal

Warga menunggu obat di Puskesmas Pulo Aceh, Aceh Besar, Senin (14/08/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

MASAKINI.CO – Butuh waktu minimal 90 menit dari pelabuhan Ulee Lheu di ibu kota provinsi Aceh, Banda Aceh untuk menuju Pulo Aceh di Aceh Besar. Kecamatan gugusan pulau itu, masuk daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).

Dokter Puskesmas Pulo Aceh, Aceh Besar memeriksa kesehatan warga, Senin (14/08/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Gugusan pulau yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka di sebelah timur itu, memiliki luas 90,56 KM2. Kantor camat setempat mencatat, per 17 Agustus 2023 jumlah penduduk 4.767 jiwa.

Petugas Puskesmas Pulo Aceh, Aceh Besar membuat surat rujukan pasien melalui website BPJS Kesehatan Aceh, Senin (14/08/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Kecamatan Pulo Aceh merupakan gugusan 10 pulau kecil dan tiga pulau besar. Warganya tersebar di 17 desa dalam Kemukiman Pulo Breuh Utara, Pulo Breuh Selatan dan Pulo Nasi.

Warga Pulo Aceh, Suherna (38) menunjukkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Puskesmas setempat, Senin (14/08/2023).
(Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Kecamatan paling barat di Indonesia ini masih kekurangan tenaga kesehatan. Puskesmas Pulo Aceh mencatat, saat ini hanya ada delapan bidan melayani 17 desa. Idealnya, setiap desa ada bidannya.

Petugas Puskesmas Pulo Aceh, Aceh Besar menghubungi pihak rumah sakit rujukan, Senin (14/08/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Puskemas Pulo Aceh sebelumnya juga kesulitan merujuk pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin di Banda Aceh. Tahun 2021, tercatat 19 kematian di Pulo Aceh dan Lampuyang dengan tiga orang meninggal.

Petugas Puskesmas Pulo Aceh, Aceh Besar memeriksa resep dokter yang ditanggung BPJS Kesehatan, Senin (14/08/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Bermodal Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021, Pemerintah Aceh Besar membeli kapal seharga 1,080 miliar. Kapal yang dinamai KM Lamuri itu kemudian dijadikan ambulans laut. Persoalan besar Pulo Aceh seketika terpecahkan, pasien darurat yang dirujuk mendapat pelayanan lebih cepat.

Peserta BPJS Kesehatan menjalani rawat inap di Puskesmas Pulo Aceh, Aceh Besar, Minggu (14/08/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Warga tak perlu cemas, sebab ambulans air ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. KM Lamuri gratis untuk antar pasien ke fasilitas kesehatan tingkat pertama, dari fasilitas kesehatan tingkat pertama ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut, antar fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan.

Ambulans laut menunggu pasien rujukan Pulo Aceh ke Banda Aceh di Dermaga Lampuyang, Aceh Besar, Selasa (25/07/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

3 November 2014, Presiden Joko Widodo meluncurkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) -Kartu Kartu Indonesia Sehat (KIS). Lima tahun berselang, di Pulo Aceh masih tercatat 700 jiwa belum terakses jaminan kesehatan.

Nahkoda ambulans laut saat berlayar dari Pulau Breueh ke Pulau Nasi, Senin (26/07/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Tapi BPJS Kesehatan tahun 2019, mengirim petugas untuk menekan angka tersebut. Kini mayoritas warga setempat telah memiliki KIS. Hingga tahun 2023, jumlah kepesertaan JKN bagi Masyarakat Kecamatan Pulo Aceh sebanyak 4.579 jiwa dari total penduduk 4.767 jiwa, artinya tersisa 188 jiwa masyarakat Pulo Aceh yang belum terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan.

Suasana dalam ambulans laut saat menuju ke Pulau Nasi, Senin (26/07/2023). (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Selain menanggung biaya pengobatan penyakit berat hingga ringan, ambulans, bahkan operasi inovasi BPJS Kesehatan sangat membantu warga di pulau tertinggal. Terpenting, aktivitas Puskesmas Pulo Aceh berjalan lancar.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist