MASAKINI.CO – Butuh waktu minimal 90 menit dari pelabuhan Ulee Lheu di ibu kota provinsi Aceh, Banda Aceh untuk menuju Pulo Aceh di Aceh Besar. Kecamatan gugusan pulau itu, masuk daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).

Gugusan pulau yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka di sebelah timur itu, memiliki luas 90,56 KM2. Kantor camat setempat mencatat, per 17 Agustus 2023 jumlah penduduk 4.767 jiwa.

Kecamatan Pulo Aceh merupakan gugusan 10 pulau kecil dan tiga pulau besar. Warganya tersebar di 17 desa dalam Kemukiman Pulo Breuh Utara, Pulo Breuh Selatan dan Pulo Nasi.

(Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)
Kecamatan paling barat di Indonesia ini masih kekurangan tenaga kesehatan. Puskesmas Pulo Aceh mencatat, saat ini hanya ada delapan bidan melayani 17 desa. Idealnya, setiap desa ada bidannya.

Puskemas Pulo Aceh sebelumnya juga kesulitan merujuk pasien ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin di Banda Aceh. Tahun 2021, tercatat 19 kematian di Pulo Aceh dan Lampuyang dengan tiga orang meninggal.

Bermodal Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021, Pemerintah Aceh Besar membeli kapal seharga 1.080 miliar. Kapal yang dinamai KM Lamuri itu kemudian dijadikan ambulans laut. Persoalan besar Pulo Aceh seketika terpecahkan, pasien darurat yang dirujuk mendapat pelayanan lebih cepat.

Warga tak perlu cemas, sebab ambulans air ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. KM Lamuri gratis untuk antar pasien ke fasilitas kesehatan tingkat pertama, dari fasilitas kesehatan tingkat pertama ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut, antar fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan.

3 November 2014, Presiden Joko Widodo meluncurkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) -Kartu Kartu Indonesia Sehat (KIS). Lima tahun berselang, di Pulo Aceh masih tercatat 700 jiwa belum terakses jaminan kesehatan.

Tapi BPJS Kesehatan tahun 2019, mengirim petugas untuk menekan angka tersebut. Kini mayoritas warga setempat telah memiliki KIS. Hingga tahun 2023, jumlah kepesertaan JKN bagi Masyarakat Kecamatan Pulo Aceh sebanyak 4.579 jiwa dari total penduduk 4.767 jiwa, artinya tersisa 188 jiwa masyarakat Pulo Aceh yang belum terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan.

Selain menanggung biaya pengobatan penyakit berat hingga ringan, ambulans, bahkan operasi inovasi BPJS Kesehatan sangat membantu warga di pulau tertinggal. Terpenting, aktivitas Puskesmas Pulo Aceh berjalan lancar.