Potensi tembakau Aceh lumayan menjanjikan. Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh, mencatat luas tanaman tembakau mencapai 2.888 hektare dengan produksi 2.597 ton tahun 2022.

Sejumlah kabupaten telah mengembangkan pertanian tembakau diantaranya Aceh Besar, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Bisnis tembakau saat ini bisa menghasilkan Rp16 juta per hektare.

Sejak dua tahun lalu, Abdullah mengarap lahan nyaris 50 ribu meter persegi untuk menanam tembakau. Kebunnya di Lam Tui, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar kini mulai mendatangkan cuan.

Tembakau yang ia tanam telah berusia lebih 100 hari. Artinya, musim panen telah tiba. Daun tembakau umumnya di panen tiga hingga empat hari sekali. Panen terakhir, Abdullah meraup Rp8 juta dari hasil penjualan tembakau kering.

Abdullah tak cemas kesulitan menjual hasil panen. PT Hawa Makmu Beurata di Desa Lambeugak, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar siap menampung tembakau para petani. Mereka mengemasnya dalam pelepah. Setiap kemasan berbobot 8 kilogram tembakau kering.

UMKM milik Amiruddin itu membeli tembakau dari petani sekitar sejak tahun 2022, harganya tergantung kualitas. Grade pertama dengan harga Rp700-800 ribu, grade kedua Rp500-700 ribu, grade ketiga Rp300-500 ribu.

Di rumah produksi rokok Haba, Amiruddin memperkerjakan 10 warga sekitar. Enam orang bertugas untuk melinting rokok, sementara empat pekerja lainnya memasukkan rokok ke dalam kemasan.

Setiap harinya rumah produksi rokok asli Aceh Besar ini memproduksi hingga 250 bungkus yang menghabiskan 5kg tembakau. Perbulan, PT Hawa Makmu Beurata sanggup meraup untung hingga Rp18 juta.