MASAKINI.CO – Pemadaman listrik di jalur Gaza telah berdampak serius terhadap layanan rumah sakit. Kondisi itu semakin memperparah para korban yang sedang menjalani perawatan.

Rumah sakit di jalur Gaza sedang menghadapi krisis bahan bakar cadangan. Sementara satu-satunya pembangkit listrik di Palestina berhenti berfungsi sejak Rabu lalu, setelah Israel tidak memberi izin pasokan bahan bakar.

Seorang korban selamat dari serangan Israel yang ditemui di rumah sakit, Ahmed Sheikh Ali mengaku orang tua dan saudaranya telah meninggal.

“Saudara laki-laki, dua saudara perempuan, dan orang tua saya perlahan-lahan menghilang tepat di depan mata saya, dan sungguh menyedihkan karena saya tidak dapat melakukan apa pun untuk menyelamatkan mereka,” kata Ahmed, dilansir Al Jazeera, Kamis (12/10/2023).

Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf Al Qidra dalam pernyataan resminya menjelaskan blokade Israel dan penolakan untuk mengizinkan bahan bakar masuk ke Gaza mendorong “operasi medis kami ke dalam situasi genting.”

Tanpa tindakan cepat untuk memulihkan listrik, situasi di rumah sakit akan mengalami “kehilangan banyak nyawa,” katanya.

“Inti dari krisis ini adalah unit perawatan intensif, tempat ribuan orang yang terluka harus berjuang untuk hidup. Banyak dari mereka bergantung pada generator oksigen bertenaga listrik untuk bernapas dan bertahan hidup.”

Sebelumnya, Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza turut mendapat serangan Israel. Serangan itu bahkan menyebabkan seorang staf MER-C meninggal.