Sepeda Rotan Karya Zainal Rambah Pasar Prancis

Zainal Bakri perakit sepeda rotan di Desa Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. (Riska Zulfira/Masakini.co)

Bagikan

Sepeda Rotan Karya Zainal Rambah Pasar Prancis

Zainal Bakri perakit sepeda rotan di Desa Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh. (Riska Zulfira/Masakini.co)

MASAKINI.CO – Zainal Bakri merakit sepeda buatan dirinya berbahan baku rotan mangau dengan konsep ramah lingkungan. Produksi sepeda rotan ini pertama di Aceh dan telah tembus pasar internasional.

Zainal menyebutkan dirinya akan mengekspor 11 unit sepeda rotan ke Prancis yang dibeli oleh lembaga peduli satwa dan lingkungan bernama Yaboumba. Dimana perunitnya karya rotan Zainal ini dihargai Rp5 juta.

“Kita ekspor hari Senin besok melalui Ekspedisi Dakota ke Surabaya, yang kemudian baru langsung diekspor ke Prancis,” kata Zainal, Sabtu (4/11/2023).

Ia menceritakan, inovasi merakit sepeda berbahan rotan ini berawal dari dirinya sebagai pembisnis rotan. Namun karena merasa jenuh, Zainal terus berinisiatif dapat menghasilkan produk dengan tetap menjaga keramahan lingkungan.

Alih-alih gagal, sepeda rotan rakitan dengan merek Zan Bak ini berhasil tembus pasar Eropa. Zen Bak sendiri katanya merupakan singkatan nama Zainal Bakri “Zan Bak.”

Ia menjelaskan, inovasi sepeda rotan ini pertama sekali muncul pada tahun 2017 dengan program rotan ramah lingkungan bersama Uni Eropa.

“Jadi pertama produksi tahun 2017. Sebenarnya kita sudah produksi 15 unit, dan empat unit lainnya lebih dulu di ekspor,” sebutnya.

Untuk kualitasnya pun, lanjutnya, telah melalui serangkaian uji ketahanan. Maka produknya mampu menahan beban hingga 150 kilogram.

Untuk memproduksi satu sepeda rotan, Zainal membutuhkan lima hingga enam orang pengrajin lainnya. Dalam waktu sebulan Zainal mengaku bisa memproduksi hingga 10 unit sepeda.

“Namun itu tergantung pekerja, apalagi peralatannya pun tidak semua ada di Aceh. Satu sepeda membutuhkan sekitar dua batang rotan,” ungkapnya.

Atas inovasi tersebut, Zainal berharap ke depan ada pemuda Aceh lebih kreatif sehingga mampu melahirkan karya yang lebih kreatif dan bisa merambah pasar internasional.

“Pemuda harus lebih kreatif, karena mereka kan generasi ke depan,” imbuhnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist