MASAKINI.CO – Dari sejumlah kuliner khas daerah yang dijejerkan di sebuah meja panjang berbentuk U, mata pengunjung mudah terpikat ke nampan berisi satu kuliner antik itu.
Selintas, bentuknya menyerupai buah kapuk tua. Dengan kulit kehitaman, pada bagian ujung terdapat isian berwarna putih yang meluber. Nama kudapan ini adalah Tetakukh. Kuliner khas dari bumi Sada Kata.
Tetakukh berupa sajian berisi beras ketan dicampur pati santan, yang kemudian dikukus dengan kantong semar. Rasanya gurih, cepat membuat penikmatnya kenyang.
Kuliner khas tetakukh ditampilkan di anjungan Kota Subulussalam pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh.
“Dulu di Subulussalam, kantong semar sangat mudah ditemui dimana saja, bahkan di pinggir-pinggir jalan kampung ada. Makanya makanan ini dibungkus dengan kantong semar,” ujar Asnida, salah seorang pengurus Dekranasda Subulussalam, Selasa 7 November 2023.
Asnida mengatakan tetakukh sebenarnya merupakan kudapan biasa yang mudah dibuat oleh siapa saja di rumah. Dahulu, orang-orang yang ingin masuk ke hutan untuk berladang, membawa tetakukh sebagai bekal pengganjal perut.
Pada masa itu di Subulussalam orang lebih mudah mendapatkan kantong semar ketimbang daun pisang, yang lazim dipakai jadi wadah pembungkus. Minimnya daun pisang tak lantas membuat masyarakat setempat kehilangan ide, kantong semar yang mudah ditemui pun akhirnya dijadikan pembungkus.
Seiring berjalannya waktu, tetakukh pun juga disajikan pada acara-acara besar keagamaan seperti maulid Nabi Muhammad SAW atau acara adat lainnya.
Asnida menjelaskan cara memasak tetakukh dimulai dengan merendam beras ketan. Lalu, ketan itu dicampur dengan pati santan. Tabuhi juga garam sesuai selera. Kemudian adonan dimasak hingga setengah matang.
Terakhir, ketan setengah matang itu dimasukkan ke dalam kantung semar yang sudah dibersihkan, dan dikukus hingga masak. Usai melewati proses ini, tetakukh pun siap disantap.
“Biasanya, kombinasi untuk menyantap tetakukh adalah Panggang Pacak Ikan dan Bebenem,” ujar Asnida.
Dua kuliner ini juga unik dan khas Subulussalam. Panggang pacak merupakan ikan lele panggang, setelah sebelumnya dibaluti bumbu rempah yang sudah dihaluskan seperti; bawang, kunyit, lengkuas, serai dan kemiri.
Sementara bebenem juga pakai jenis ikan yang sama. Hanya saja, cara memasak berbeda. Mulanya ikan lele dibungkus daun pisang dan dilumuri bumbu rempah halus. Baru kemudian dimasak. Sekilas cara membuatnya mirip pepes.
Lantaran tidak semua daerah memiliki tumbuhan kantong semar, makanya kuliner tetakukh tak bisa ditemui pada daerah lainnya di Aceh.
Beruntung, di perhelatan PKA-8, Kota Subulussalam membawa sajian khas itu ke Banda Aceh untuk diperkenalkan sebagai kekayaan ragam kuliner di Tanah Serambi Mekkah.
Bagi Anda yang penasaran dan ingin mencoba kuliner unik tetakukh dari kota termuda di Aceh ini, bisa langsung menyambangi anjungan Subulussalam di arena utama PKA hingga 12 November 2023 nanti.