MASAKINI.CO – Banjir kedatangan pengungsi Rohingya di sejumlah wilayah di Aceh yang terjadi sepanjang hampir dua pekan terakhir, telah membuat provinsi di ujung barat Indonesia ini menjadi perhatian dunia. Suara penolakan untuk menampung pengungsi pun deras dilontarkan sebagian masyarakat Aceh.
Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki akhirnya buka suara soal kedatangan pengungsi dan reaksi yang terjadi di tengah masyarakat tersebut.
Marzuki memahami adanya suara penolakan masyarakat untuk menampung pengungsi Rohingya. Namun, dia berharap masyarakat sedikit bisa bersabar, sebab pemerintah akan mengatur masalah pengungsi dengan lintas pemerintahan dan lembaga terkait.
“Tentunya secara kemanusiaan, ini urusannya kemanusiaan, ada waktunya kemudian SOP-nya akan diatur lagi,” kata Achmad Marzuki, Rabu (22/11/2023).
Menurut Marzuki, badan PBB untuk urusan pengungsi UNHCR sudah berkomunikasi dengan Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia soal penempatan pengungsi Rohingya yang tiba di Aceh, yang jumlahnya mencapai seribu orang lebih.
Hasil komunikasi tersebut, tutur Marzuki, Kemenkumham RI mengeluarkan surat berisi tentang penunjukan lokasi sementara tempat penampungan pengungsi Rohingya di Aceh. Lokasi tersebut berada di bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe.
“Penanganan pengungsi dilakukan UNHCR dan dibantu IOM,” ujar Marzuki.