MASAKINI.CO – Sebuah piramida di tata rapi. Isinya ratusan komandan pejuang Palestina. Dalam rekaman video, dekorasi itu dipajang di kantor Menteri Pertahanan Israel, yoav Gallant di Tel Aviv.
Ada Mohammed Deif di puncak piramida komandan Hamas. Ia diyakini dalang serangan 7 Oktober. Di bawahnya ada komandan lapangan junior.
Poster itu dicetak berulang, untuk update komandan yang tewas ditandai dengan salib. Namun ada tiga yang masuk dalam daftar buron Israel. Deif, kepala sayap militer Hamas, Brigade Izz el-Deen Al-Qassam; wakilnya, Marwan Issa; dan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.
Israel kembali menyerang Gaza hari Jumat, setelah perundingan gencatan senjata gagal difasilitasi Qatar. Kantor berita asal London melaporkan Israel tak mungkin berhenti menyerang, bila tiga komandan utama Hamas itu masih hidup atau belum ditangkap.
Sinwar yang berusia 61 tahun, serta Deif dan Issa, keduanya berusia 58 tahun, membentuk dewan militer rahasia yang beranggotakan tiga orang di Hamas yang merencanakan dan melaksanakan serangan 7 Oktober.
Ketiga pemimpin tersebut mengarahkan operasi militer Hamas dan memimpin negosiasi pertukaran tawanan dan sandera, kemungkinan dari bunker di bawah Gaza, kata tiga sumber Hamas.
“Mereka hidup dalam waktu pinjaman,” kata Gallant pada konferensi pers pekan lalu, yang mengindikasikan bahwa badan intelijen Israel, Mossad, akan memburu para pemimpin kelompok militan tersebut di mana pun di dunia. Pemerintah Israel tidak menanggapi permintaan komentar.
Dua pakar militer mengatakan bahwa membunuh Sinwar, Deif dan Issa akan memungkinkan Israel mengklaim kemenangan simbolis yang penting. Namun mencapai tujuan tersebut akan memakan waktu lama dan mahal, serta tidak ada jaminan kesuksesan, dilansir Arab News, Sabtu (2/12/2023).
Didukung drone dan pesawat terbang, pasukan Israel telah menyapu bagian utara dan barat Gaza yang berpenduduk sedikit, namun fase pertempuran yang paling sulit dan paling merusak mungkin akan terjadi di masa depan, kata para pakar militer.