MASAKINI.CO – Dua bulan terakhir, gelombang kedatangan pengungsi Rohingya ke Aceh melahirkan reaksi penolakan keras di tengah masyarakat.
Penolakan itu mencuat lantaran masyarakat menduga berlabuhnya para pengungsi sudah dirancang sindikat penyelundup manusia, sejak awal mereka berangkat dari kamp Cox’s Bazar.
Selain itu, faktor ekonomi yang sedang sulit dan ketiadaan lokasi penampungan, menjadi alasan masyarakat menolak untuk menampung pengungsi Rohingya.
“Masyarakat Aceh menolak bukan karena benci. Namun, kondisi kampung dan kehidupan masyarakat sendiri tidak memungkinkan untuk menampung pengungsi,” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Azhari, Kamis (7/12/2023).
Menurutnya, masyarakat Aceh sejak dulu sampai sekarang telah menunjukkan sikap baik untuk menolong pengungsi, seperti memberi makanan dan kebutuhan lainnya ketika etnis Rohingya itu berlabuh di tepi pantai.
Dorongan menolong ini, kata Azhari, sebab rasa kemanusiaan masih terpatri dalam diri masyarakat Aceh. Reaksi penolakan baru belakangan muncul disebabkan berbagai faktor.
Azhari berharap, pemerintah perlu segera mencari solusi untuk menyelesaikan persoalan penampungan pengungsi Rohingya itu agar tak membebani masyarakat.
“Secara kemanusiaan kita khawatir (dengan nasib pengungsi). Jadi kita berhadap ada solusi mungkin dari pemerintah,” ungkapnya.