Warga Resah Isu Begal di Jalan Raya Marak di Aceh

Ilustrasi aksi seorang jambret. | Waewkija/freepik.com

Bagikan

Warga Resah Isu Begal di Jalan Raya Marak di Aceh

Ilustrasi aksi seorang jambret. | Waewkija/freepik.com

MASAKINI.CO – Konten menampilkan tindakan kriminal disertai kekerasan, belakang marak di grup WhatsApp (WA) warga Aceh.

Pesan berantai dengan narasi aksi begal dan geng motor di jalan turut menghiasi media sosial, walau sebagiannya dinyatakan polisi hoaks tapi tetap membuat warga resah.

Contohnya, foto korban jambret di Limpok, Kabupaten Aceh Besar dengan kondisi telapak tangan nyaris putus, telah dinyatakan polisi hoaks.

Ramai warga tidak tenang saat anaknya berada di luar rumah seperti ke sekolah, maupun pergi bekerja.

Nilawati, seorang warga Aceh Besar yang resah. Ia mengaku menjadi cemas saat banyak isu begal yang beredar. Pasalnya kedua anak Nilawati pergi bekerja di Kota Banda Aceh dan sering pulang saat senja tiba.

“Saya jadi takut, tidur pun tidak nyenyak karena selalu kepikiran kondisi besok bakal seperti apa,” katanya kepada masakini, Sabtu (3/1/2024).

Bahkan ia mengaku telah membatasi jadwal pulang dan ruang pergerakan sang anak hingga kondisi Aceh kembali aman.

“Saya minta anak saya sebelum magrib sudah di rumah, jangan sampai hari sudah gelap masih di jalan,” ucapnya khawatir.

Ia menyayangkan atas banyaknya kejadian kekerasan di Aceh. Meskipun telah mendengar bahwa isu tersebut hoaks, juga tidak mampu menenangkan Nilawati.

“Harapannya Aceh kita kembali aman, jangan sampai ada begal ataupun jambret di jalan raya, kami ibu-ibu ini selalu was-was untuk keluar,” tuturnya.

Hal senada juga diutarakan, Yusnidar warga Banda Aceh. Ia mengatakan tiap hari menerima informasi begal sejak dua pekan terakhir di media sosial miliknya.

“Sekarang kita buka Instagram, TikTok semua konten begal yang keluar, apa engga takut kita,” ucapnya.

Ilustrasi seorang jambret ambil barang korban. | freepik.com

Ibu dua anak ini sangat khawatir akan keselamatan anak-anaknya, bahkan kini dirinya bersedia antar jemput anak ke sekolah.

“Biasa mereka bawa sepeda motor ke sekolah, karena khawatir mending saya yang antar jemput,” jelasnya.

Ia menyaksikan sejumlah video kekerasan yang beredar di medsos. Pertama, video sekelompok pemuda yang membawa senjata tajam sambil berjoget-joget di jalan. Di akhir video juga menampilkan seorang korban tewas dengan penuh luka bacok.

Video kedua, menampilkan seorang pemuda sedang menganiaya pemuda lainnya di bawah fly over dengan menghujamkan pisau secara bertubi-tubi dan brutal.

“Benar atau tidaknya di Aceh saya tidak tau, tapi saya selalu berdoa kita semua dijauhkan dari hal-hal seperti itu,” kata Yusnidar sambil menengadahkan tangannya.

Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto menegaskan, kedua video kekerasan tersebut hoaks. Padahal, setelah dicek tidak ada laporan atau kejadian seperti yang ada dalam video tersebut di Aceh.

“Kejadiannya itu bukan di Aceh. Bisa jadi itu di daerah lain,” kata Joko.

Joko juga meminta masyarakat agar tidak menyebarkan hoaks atau informasi tanpa sumber yang jelas, karena dapat menimbulkan keresahan dan mengganggu Kamtibmas yang selama ini sudah kondusif.

Masyarakat juga diimbau agar bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak menyebarkan hoaks, terutama terkait kekerasan di jalan seperti curat, curas, dan jambret. Jangan sampai, tambah Joko, situasi yang sudah kondusif jadi terganggu dan menimbulkan keresahan dan rasa takut berlebihan bagi masyarakat.

“Pastikan dulu keabsahan setiap informasi sebelum dikonsumsi atau dibagikan, sehingga situasi keamanan di Bumi Serambi Mekkah tetap terjaga dan kondusif,” tegas Joko.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist