Penyandang Disabilitas di Aceh Dilatih Baca Mushaf Alquran Isyarat

Penyandang disabilitas di Aceh dilatih membaca Mushaf Al-Quran isyarat. (foto: Kemenag Aceh)

Bagikan

Penyandang Disabilitas di Aceh Dilatih Baca Mushaf Alquran Isyarat

Penyandang disabilitas di Aceh dilatih membaca Mushaf Al-Quran isyarat. (foto: Kemenag Aceh)

MASAKINI.CO – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh menggelar pelatihan membaca Mushaf Al-Quran Isyarat bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.

Kegiatan tersebut bekerja sama dengan Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kemenag Republik Indonesia.

Pelaksana Harian Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Khairul Azhar, mengatakan setiap manusia harus mempelajari dan memaknai bacaan Al-Quran.

Namun, kitab suci selama ini di Indonesia hanya diperuntukkan kepada orang yang bisa mendengar saja, sedangkan bagi penyandang disabilitas sensorik rungu wicara atau PDSRW, masih banyak mendapat hambatan dalam mempelajari Al-Quran.

Menurut Khairul, hadirnya Mushaf Al-Quran bagi PDSRW ini membuktikan kesungguhan dan komitmen LPMQ dalam menyediakan aksesibilitas yang seluas-luasnya guna meningkatkan kemampuan literasi Al-Quran khususnya bagi PDSRW, baik yang berada di lingkungan sekolah dan madrasah (lembaga formal), maupun pondok pesantren dan lembaga lainnya (non formal).

Di Aceh sendiri, kata Khairul, terdapat 1.920 orang penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.

“Tentu ini sebagai bentuk perhatian dan kepedulian kepada mereka semua, dan perlakuan yang sama terhadap disabilitas,” katanya dalam keterangan dikutip, Jumat (8/3/2024).

Dia juga mengapresiasi kegiatan pelatihan membaca mushaf Al-Quran isyarat yang diadakan pertama kali di provinsi, di Aceh, dan akan diikuti daerah-daerah lainnya.

“Ini hal baru, maka butuh pembinaan terutama kepada para guru, yang bersinergi dengan program tuntas baca Al-Quran, baik di sekolah maupun madrasah yang ada di Aceh,” ujarnya.

Acara Pembinaan dan Pelatihan Membaca Mushaf Al-Qur’an Isyarat diikuti berbagai kalangan, diantaranya dari Sahabat Tuli dan Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Aceh, Guru Pendidikan Agama Islam pada SLB (Sekolah Luar Biasa).

Selain itu, Penyuluh Agama Islam, Guru Quran, pendamping dari JBI (Juru Bahasa Isyarat), Balai Diklat Keagamaan (BDK) Aceh, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, UIN Ar-Raniry, USK , juga dari Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial Provinsi Aceh.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist