MASAKINI.CO – Indonesia merupakan negara demokrasi. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan salah satu sarana utama demokrasi yang menjembatani aktualisasi hak dan kewajiban masyarakat Indonesia dalam berpolitik.
Pemilu 2024 menghasilkan banyak kegaduhan di masyarakat. Dimulai dari adanya dugaan kecurangan yang dilakukan Caleg, hingga hingga berita-berita yang menyerang ranah pribadi.
Kebebasan berpendapat di media sosial semakin memperkeruh kondisi. Masing-masing pendukung menjabarkan kelebihan calon pilihannya, bahkan tidak jarang terjadi perbedaan pendapat yang berujung saling menjelekkan.
Tidak jarang pula berita bohong (hoaks) tersebar dengan mudah, alhasil masyarakat yang belum menentukan pilihan dapat dengan mudah tergiring oleh opini yang beredar.
Pemilu 2024 juga diwarnai dengan adanya banyak laporan penyalahgunaan kekuasaan oleh salah satu kandidat terhadap kandidat lainnya. Dimulai dari melemahnya trias politika yang terdapat di Indonesia menjelang pemilu hingga pembagian bantuan yang diduga menggunakan uang negara untuk menarik simpatisan bagi salah satu kandidat.
Adanya perubahan peraturan pemilu yang dianggap menguntungkan salah satu kandidat menjadi polemik yang paling ramai dibahas bahkan hingga sekarang.
Banyaknya kegaduhan yang terjadi di dalam pelaksanaan pemilu 2024 yang dinilai krisis demokrasi juga mempengaruhi keputusan pemilih untuk memilih.
Seruan untuk golput pada pemilu 2024 mulai bermunculan sebelum pemilu dilaksanakan. Alasan yang diutarakan beragam, dimulai dari pemilu yang dipenuhi kecurangan hingga tidak ada calon presiden dan wakil presiden yang memenuhi kriteria pemilih.
Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa terdapat 40 ribu orang yang tidak menggunakan hak suaranya. Angka ini bahkan lebih besar dari angka dukungan yang didapat oleh pasangan calon nomor urut 3.
Jumlah pemilih muda pada pemilu tahun 2024 ini juga merupakan jumlah pemilih terbesar sepanjang pemilu yang pernah ada yaitu sebesar 53% dari jumlah seluruh pemilih.
Pemilih muda yang dinilai memiliki pemikiran kritis dan menjadi penentu nasib bangsa Indonesia kedepannya sangat disayangkan jika kedepannya kehilangan kepercayaannya terhadap politik maupun pemerintah bahkan memilih untuk bersikap acuh terhadap politik yang terjadi di Indonesia.
Pemilu ini memberikan banyak pelajaran bagi pemerintah kedepannya, bagaimana pemerintah dapat mengembalikan kepercayaan politik kepada sebagian masyarakat Indonesia yang menilai Indonesia demokrasi sedang kritis.
*) Opini, Mutiara Namira, Taruna Madya Politeknik Ilmu Pemasyarakatan Angkatan 57