MASAKINI.CO – Sungai Singgersing di Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, tercemar limbah kayu diduga akibat aktivitas land clearing (proses pembersihan hingga penyiapan lahan) perusahaan sawit.
Direktur Walhi Aceh, Ahmad Salihin, menyebut tercemarnya sungai Singgersing itu telah terjadi sejak dua bulan terakhir. Potongan kayu dan air keruh bercampur lumpur hanyut dari hulu sungai.
“Ada aktivitas land clearing perusahaan sawit yang sedang membuka lahan di sana,” katanya, Senin (20/5/2024).
Dia menyebut berdasarkan pantauan tim Geographic Information System (GIS) Walhi Aceh, ditemukan ada bukaan lahan di sekitar kawasan itu rentang waktu Januari – April 2024.
Luas kehilangan tutupan hutan mencapai 1.767,35 hektar, dan sekitar 26 hektarnya masuk dalam hutan lindung.
“Sedangkan sebelumnya, pada 2023 lalu kondisi tutupan hutan masih bagus,” ujarnya.
Menurut Salihin, dampak land clearing perusahaan sawit di Sultan Daulat ini tak hanya berpengaruh pada kualitas sungai, tetapi juga mengancam areal objek wisata Silangit-Langit.
“Sebelumnya setiap hari libur dipenuhi dengan pengunjung, namun sekarang turun drastis. Selain itu juga berdampak kepada warga yang tak dapat lagi memasang bubu atau jaring untuk menangkap ikan karena ada bongkahan kayu yang hanyut dari hulu,” jelasnya.