MASAKINI.CO – Dua bulan lamanya, petani di Aceh Besar khususnya di Kecamatan Darul Kamal kewalahan menghadapi kekeringan. Kondisi ini memperbesar potensi gagal panen.

Seorang petani, Fajri (31) di Darul Kamal rela merogoh kocek sebagai upaya menyelamatkan padi dari kekeringan.

Kondisi ini telah dilaluinya sejak dua bulan lalu. Saat masa tanam tiba, kekeringan langsung melanda, ia terpaksa menggunakan pompanisasi melalui sumur bor pribadi dengan biaya harian sebesar Rp200 ribu.

Meskipun di lokasi persawahan di Kecamatan Darul Kamal juga memiliki saluran irigasi, namun tak dialiri air.

Pada dasarnya kata Fajri, area persawahan di wilayah Darul Kamal memang sawah tadah hujan yang hanya dapat dilakukan penanaman setahun sekali.

Berbeda dengan dirinya, ada sebagian petani lain terpaksa pasrah karena tidak memiliki biaya untuk terus melakukan pompanisasi.

Usaha Fajri tak hanya berhenti sampai pompanisasi, ia juga telah meminta ke pemerintah Aceh Besar dan berharap untuk dialiri air agar tanaman padi berhasil panen.