Peneliti Temukan Bekas Benteng dan Makam Kuno di Kuala Batu Abdya

Sebuah batu nisan kuno ditemukan tim peneliti di situs Kuala Batu, Abdya. (foto: dok Disbudpar Aceh)

Bagikan

Peneliti Temukan Bekas Benteng dan Makam Kuno di Kuala Batu Abdya

Sebuah batu nisan kuno ditemukan tim peneliti di situs Kuala Batu, Abdya. (foto: dok Disbudpar Aceh)

MASAKINI.CO – Arkeolog, sejarawan, dan antropolog yang tergabung dalam tim peneliti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, melakukan penelitian selama sepuluh hari di situs Kuala Batu, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Tim yang diketuai Husaini Ibrahim itu menemukan di lokasi bekas benteng pertahanan, sebaran keramik, pecahan kaca, batu bata, hingga perkuburan yang diperkirakan berasal dari akhir abad ke-18 hingga abad ke-19 Masehi.

Temuan tersebut memberikan bukti sejarah bahwa Kuala Batu yang dahulu dikenal dengan nama “Quallah Battoo”, merupakan pelabuhan yang memainkan peran penting dalam perdagangan maritim di bawah Kesultanan Aceh Darussalam.

“Ada delapan titik lokasi yang kita tandai dengan GPS yang nantinya akan digambar ulang di atas peta. Kesimpulan awal bahwa gundukan di delapan titik tersebut adalah sebuah benteng atau madat dalam istilah lokal, sebagai sistem pertahanan pelabuhan atau bandar Kuala Batu,” kata Arkeolog Deddy Satria yang terlibat dalam penelitian tersebut dikutip masakini.co, Senin (15/7/2024).

Selain mengamati benteng yang berada di Kecamatan Kuala Batee itu, tim juga melakukan wawancara masyarakat untuk menelusuri berbagai foklor yang berkembang mengenai Kuala Batu.

“Kuala Batu telah lama menjadi perbincangan di kalangan sejarawan Aceh dan masyarakat Aceh Barat Daya, namun belum ada penelitian yang komprehensif,” ujar antropolog STAIN Tengku Dirundeng Muhajir Al-Fairusy.

Sementara itu Ketua Tim Peneliti, Husaini Ibrahim, mengatakan penelitian tersebut bertujuan untuk melengkapi narasi sejarah Kuala Batu yang masih terputus, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya situs sejarah Kuala Batu, di mana Amerika pernah melakukan invasi militer pada tahun 1832.

Menurutnya, di situs Kuala Batu terdapat peninggalan budaya yang mengandung nilai penting, seperti nilai sejarah dan pendidikan. Nilai penting ini perlu dijaga, dilestarikan, dan dilindungi supaya bisa dipelajari dan berguna di masa kini dan mendatang.

“Ini adalah tugas kita bersama dalam konteks pemajuan kebudayaan nasional,” ungkapnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist