MASAKINI.CO – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui UPTD Museum Aceh menggelar pameran koleksi wastra (kain tradisional) hingga akhir tahun. Pameran itu sebagai bentuk pelestarian kebudayaan yang ada di Aceh.
Pameran tersebut berlangsung di Gedung Temporer Museum Aceh mulai Senin (15/7/2024). Koleksi wastra yang dipamerkan berasal dari Aceh dan sembilan provinsi lainnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal menyebutkan, ada 58 koleksi wastra dunia sampai dengan Aceh yang ditampilkan sebagai bentuk pelestarian kebudayaan. Wastra di Aceh sudah ada sejak abad ke-16 dan kualitasnya saat itu mampu mengalahkan sutra India dan Tiongkok.
“Sutra waktu itu sebagai diplomasi budaya antara Aceh, India, dan Cina. Selain itu nilai tukar sutra Aceh lebih tinggi dibandingkan Cina sehingga menjadi sebuah kebanggaan,” kata Almuniza.
Selain itu, sambungnya, pada Abad ke-18 wanita di Aceh telah menggunakan wastra sebagai penutup kepala (tutup ulei) yang disebut sebagai kain 12 hah. Kain itu menjadi ciri khas karena terdapat motif tentang kalimat Allah yang menunjukkan dari dahulu orang Aceh sudah sangat menjaga auratnya.
“Mudah-mudahan pameran ini menjadi stimulus awal bagi masyarakat yang mencintai dunia tekstil model ataupun tentang wastra untuk mengembalikan masa kejayaan Aceh,” ujarnya.
Almuniza menjelaskan untuk menggaet generasi milenial, Disbudpar meminta semua pihak untuk dapat menyebarluaskan tentang pameran wastra yang sedang berlangsung di Museum Aceh.
“Semua informasi yang ditampilkan di sini dibuat flyer dan kita akan menggunakan teman-teman influencer untuk menyampaikan tentang pameran ini minimal tersadarkan dululah anak-anak muda Aceh bahwa potensi yang dimiliki Aceh sangat-sangat hebat dan mereka harus tahu,” jelas Almuniza.