MASAKINI.CO – Kelas Anggota Creative Nilam binaan Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) menghasilkan formula parfum berkualitas dari bahan minyak nilam (patchouli). Williams Sicher Wijaya selaku instruktur mengaku terkesan.
“Kita semua berkesimpulan bahwa patchouli Aceh itu bisa kita buat sebuah parfum yang tidak kalah seperti di toko-toko parfum di Jakarta atau Surabaya,” katanya seusai kegiatan hari kedua di Sekretariat AMANAH, Sabtu (27/7/2024).
Formula parfum yang dibuat sejumlah kelompok peserta itu merupakan hasil pendampingan selama dua hari, 26-27 Juli 2024. Para peserta sebelumnya telah mempelajari metode yang disampaikan instruktur mulai dari smelling, pembuatan accord hingga penentuan formula.
Pada hari kedua, para peserta lebih diarahkan untuk membuat cerita di balik formula parfum yang mereka racik. Kemudian, setiap kelompok mulai fokus dengan formula parfum masing-masing agar tak hanya berkualitas tapi juga bernilai jual.
Menurut Williams, formula parfum buatan para peserta pendampingan Anggota Creative Nilam sudah memenuhi dua kriteria itu. “Jadi, sangat menjual sekali dan itu akan hits di market,” ujarnya optimistis.
Selain itu, ia juga mengapresiasi peran AMANAH dalam mengembangkan potensi sumber daya alam dan manusia di Aceh. Menurutnya, ada dua peran penting yang telah dilakukan AMANAH selama ini.
“Menurut saya, yang pertama, mengangkat patchouli yang ada di Aceh karena setahu saya saat ini patchouli orbitnya selalu ke Sulawesi, yang paling bagus. Padahal, patchouli terbaik adalah dari Aceh,” tutur Williams.
Yang kedua, AMANAH dinilai berperan dalam membantu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah yang memproduksi parfum. Sebelumnya, pembuatan parfum dilakukan tanpa menggunakan metodologi yang seharusnya.
Williams mengatakan pembuatan parfum di Aceh hanya mencampurkan bibit parfum dengan absolute dan etanol. Kebanyakan di antara mereka diakui belum banyak mengetahui cara pembuatan parfum yang sesuai dengan teorinya.
Melalui kelas pendampingan yang ia lakukan, para peserta diharapkan menjadi seniman pembuat parfum. “Tidak hanya itu saja tapi bisa meracik start from scratch, menjadi seorang artisan parfumer yang juga diakui di internasional,” katanya.
Sementara itu, salah seorang peserta Kelas Anggota Creative Nilam asal Lhokseumawe, Astari Mulyana Putri mengaku sangat bersyukur mengikuti kegiatan kali ini. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada AMANAH yang telah menyelenggarakannya.
“Hari ini seru sekali dan saya juga baru tahu ternyata untuk membuat satu parfum itu membutuhkan perjalanan yang panjang. Jadi, bukan membuat parfum asal saja dari 1-2 bahan dicampurkan begitu saja,” ujarnya.
Dalam pembuatan parfum yang berkualitas ternyata dibutuhkan cerita di balik aroma parfum tersebut. Untuk formula parfum buatan kelompoknya, mereka mengusung cerita romantis dalam pernikahan Sultan Iskandar Muda dengan putri kerajaan dari Malaysia berjuluk Putroe Phang.
Setelah menikahinya, sang sultan menghadiahi taman bunga dan pemandian khusus sebagai tanda cintanya kepada sang putri. Keindahan taman tersebut berusaha digambarkan lewat aroma parfum buatan peserta.
“Jadi, menggambarkan juga begitu besar cinta sang raja sampai bikin itu pemandian dan taman yang begitu besar begitu indah untuk permaisurinya,” kata Astari meyakinkan parfum buatannya memiliki keunikan tersendiri.
Lebih lanjut, ia mengakui program-program yang digagas AMANAH selama ini sangat bermanfaat bagi warga Aceh. Oleh karena itu, ia pun berharap program kegiatan di AMANAH bisa terus berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya.