MASAKINI.CO – Suara sirine terdengar nyaring. Proses belajar sedang berlangsung. Tepat pukul 09.00 pagi, ratusan siswa mulai panik, suasana kelas jadi gaduh dan tak beraturan. Mereka berlarian mencari perlindungan.
“Tenang, ikuti arahan ibu, semuanya berlindung di bawah meja,” arahan itu terdengar dari seorang guru yang sedang mengajar. Para siswa duduk di lantai dan berlindung di bawah meja belajar masing-masing.
Suasana menegangkan ini hanya simulasi evakuasi mandiri dari bencana gempa. Para siswa dibekali pemahaman untuk tanggap ketika menghadapi bencana.
Para siswa terlihat antusias mengikuti simulasi tersebut. Saat gempa reda, siswa diarahkan untuk berkumpul di titik evakuasi yakni di halaman sekolah sambil melantunkan zikir dan doa berharap bencana tersebut segera berakhir.
Simulasi ini merupakan agenda rutin di sekolah SMPN 1 Banda Aceh. Tujuan dari simulasi ini untuk memberikan edukasi kepada siswa agar dapat melakukan pertolongan saat bencana seperti gempa dan tsunami terjadi.
“Kita berikan pemahaman kepada siswa, apabila bencana terjadi mereka dapat menyelamatkan diri,” kata Kepala Sekolah SMPN 1 Banda Aceh, Rina Afriani, Rabu (7/8/2024).
Sebelum simulasi, para siswa dibekali pengetahuan ihwal gempa dan tsunami. Sehingga siswa dapat merasakan bagaimana dahsyatnya bencana yang melanda Aceh 26 Desember 2004.
Petugas Palang Merah Remaja (PMR) dan tim Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) turut dilibatkan. Mereka diedukasi bagaimana cara mengevakuasi apabila ada korban.
Di sisi lain, dalam lorong-lorong sekolah menuju titik evakuasi, sebagian siswa terlihat memapah temannya yang terluka. Ada yang menggunakan tandu pertanda ada korban terluka parah.