MASAKINI.CO – Bener Meriah diberi berkah punya pemandangan alam yang menakjubkan. Kabupaten yang berada di dataran tinggi Gayo ini banyak terdapat tempat wisata mempesona. Alamnya kaya dengan objek-objek yang patut dikunjungi karena memang sulit untuk dibantah tidak menarik.
Tanah di Bumi Sengeda ini pun subur. Hamparan kebun kopi tersuguh seluas mata memandang. Hawa udara di sana sejuk.
Jika berkunjung ke Bener Meriah salah satu tempat hits yang sayang untuk tidak dicoba adalah Pentago Garden. Apa itu?
Ini adalah tempat berkemah yang cocok jika Anda datang bareng keluarga atau teman. Letaknya di Desa Blang Tampu, Kecamatan Bukit.
Meski agak tersembunyi di dalam ceruk bukit, lokasi Pentago Garden tak terlalu jauh dari jalan besar Simpang Empat Teritit. Namun, kalau dari pusat Kota Bener Meriah, tempat ini bisa bisa dijangkau sekitar 30 menit berkendara.
Kontur jalan untuk sampai ke titik Pentago Garden berada agak sedikit perlu berhati-hati. Awalnya ketemu jalan setapak yang di kiri-kanannya terhampar kebun kopi warga. Jalan ini masih terbilang mulus untuk dilalui kendaraan.
Sepanjang 400 meter kemudian, baru berhadapan dengan kontur jalan berbatu dan terjal. Jika datang kala hujan, jalanan yang sesekali menanjak lalu menukik turun ini, jadi licin. Maka perlu kehati-hatian ekstra.

Tetapi perjuangan ini akan terbayar ketika tiba di Pentago Garden. Alam di sana seketika mendadak jadi tenang. Pohon-pohon tampak tumbuh menjulang. Bunga ragam warna menjuntai di setiap sudut.
Sebuah alur sungai dengan lebar sekitar 3 meter mengeluarkan bunyi gemericik air. Berpadu dengan kicauan burung yang hinggap di dahan. Tempat ini sungguh aduhai untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk kota.
Adalah Lamuddin pencetus tempat wisata seluas enam hektar itu. Berbekal perjalanannya ke sejumlah daerah sejak semasa kuliah, inspirasi pun menghampiri Lamuddin untuk menelurkan Pentago Garden di kampung halamannya sendiri.
Medio 2007 dia mulai merintis. Semak di lahan miliknya itu dicacah. Sejumlah bibit pohon ditanam. Tempat ini kemudian makin rindang.
Lamuddin lalu melihat seonggok tanah yang berada di atas alur sungai itu cocok didirikan tenda. Dia lalu menyusun batu dan diikat pakai kawat bronjong. Agar aman, dia membuat dulu palanta kayu.
Di atas palanta kayu itulah puluhan tenda dipasang Lamuddin. Ketika tirai tenda dibuka langsung berhadap dengan sungai. Suasananya amat menenangkan.
Kesan dekat dengan alam makin terasa karena Lamuddin juga membuat sebuah jembatan dari bambu. Fungsi jembatan ini menghubungkan pengunjung untuk mencapai tenda.
Berkemah di Pentago Garden sungguh tak bikin repot. Pengelola telah menyediakan semua perlengkapan. Mulai dari meja, matras untuk tidur, dan sleeping bag mengusir hawa dingin. Selain itu juga disediakan colokan listrik dan lampu led.
Fasilitas pendukung lainnya ada toilet, mushala, kantin mini, hingga alat panggang yang dapat digunakan secara cuma-cuma alias gratis.

Tempat ini tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menonjolkan agrowisata ke pengunjung. Banyak tumbuhan ditanam di sekitar area kemping.
Aturan utama di sana pengunjung wajib mematuhi Syariat Islam. Mereka yang bukan muhrim dilarang tidur satu tenda. Aturan wajib lainnya adalah tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke dalam sungai. Pengelola telah menyediakan bak sampah di beberapa sudut area kemping.
Lalu, berapa tarif untuk berkemah di Pentago Garden ini? Satu tenda yang bisa muat empat orang, pengelola mematok harga cuma Rp350 ribu saja. Bagaimana, cukup ramah dikantong, bukan?