Menelisik Kantor Telepon Koetaradja, Cagar Budaya dari Jejak Belanda

Sentral telepon, bangungan peninggalan kolonial Belanda di Aceh yang kini jadi objek wisata. (foto: dok masakini.co)

Bagikan

Menelisik Kantor Telepon Koetaradja, Cagar Budaya dari Jejak Belanda

Sentral telepon, bangungan peninggalan kolonial Belanda di Aceh yang kini jadi objek wisata. (foto: dok masakini.co)

MASAKINI.CO – Di tengah rimbunnya pohon, terdapat bangunan berwarna putih yang menarik perhatian di jalan Teuku Umar, Banda Aceh.

Bangunan ini, Kantor Telepon Koetaradja, memiliki tinggi delapan meter dan dibangun pada tahun 1903 di masa pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah.

Sebagai peninggalan kolonial Belanda, bangunan ini menjadi penting di era tersebut, mengingat Aceh kaya sumber daya alam. Dikelilingi oleh taman dan monumen, kini bangunan ini dapat dinikmati masyarakat.

Strukturnya terbuat dari beton di lantai satu dan kayu di lantai dua, dengan tangga melingkar yang terlihat dari luar. Angka 1903 terukir di bagian atas, menandai sejarahnya. Desain reliefnya juga menambah daya tarik visual.

Bagian depan bangunan segi delapan ini memiliki pintu 1,5 meter yang terkunci dengan jeruji besi. Dibangun oleh Belanda untuk keperluan militer, bangunan ini berfungsi sebagai sentral telepon, menggantikan telegraf untuk komunikasi jarak jauh, terutama saat perang Aceh.

Dulu, sentral telepon ini digunakan untuk komunikasi strategis, termasuk menghubungkan Aceh dengan Batavia (kini Jakarta) dan luar negeri seperti Singapura.

Sejak dibangun pada tahun 1903, bangunan ini beroperasi untuk militer hingga menjelang tahun 1960. Setelah itu, sempat digunakan oleh berbagai organisasi, namun kini di bawah pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya.

Masyarakat umum dapat mengunjungi lokasi ini tanpa biaya masuk, sambil menikmati suasana dan mendapatkan edukasi sejarah masa kolonialisme Belanda.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist