MASAKINI.CO – Aquela Kanaya, perempuan dari Kalimantan Barat memuji toleransi beragama masyarakat di Provinsi Aceh. Menurutnya meski Aceh menerapkan Syariat Islam, selama berada di provinsi berjuluk Serambi Mekkah itu tidak ada sama sekali dia mengalami pemaksaan menggunakan hijab.
Kanaya terlibat dalam parade defile pada pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut. Ia menilai masyarakat Aceh sangat ramah serta menjaga kerukunan antar-umat beragama.
Wanita 20 tahun ini mengaku baru pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Rencong. Baginya ini menjadi pengalaman baru yang mengesankan.
“Saya non-muslim, dan sejauh ini tidak ada teguran untuk memakai hijab, semua orang juga baik,” kata Aquela, Selasa (10/9/2024).
Hal serupa juga disampaikan Dodi, seorang atlet dance sport internasional asal Kalimantan Tengah. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap keramahan dan toleransi masyarakat Aceh.
Sebagai seorang non-muslim, Dodi mengaku mendapat sambutan hangat dan perlakuan yang baik selama berada di Aceh. Baginya, pengalaman ini sangat berkesan karena mencerminkan pentingnya toleransi dan saling menghargai dalam membangun persatuan di tengah keberagaman negara Indonesia.
Begitupun dari segi kuliner. Dodi mengaku menyukai Mie Aceh dan Kopi Aceh. “Itu enak sekali, baru tiba di Aceh saya langsung mencari kuliner ini,” ucapnya.
Selain menikmati kuliner khas Aceh, Dodi dan Aquela juga berkesempatan mengunjungi pantai-pantai indah di sekitar Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang.
“Pantai di Aceh sangat indah sekali. Kami sangat kagum, apalagi di Kalteng tidak ada pantai seindah ini,” tuturnya.
Berbicara mengenai budaya, Dodi menambahkan bahwa Aceh memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, mulai dari seni tari, pakaian adat, hingga musik tradisionalnya.
“Semoga Aceh tetap bisa mempertahankan tradisi dan budayanya yang khas serta terus menjaga toleransi antar-umat beragama,” imbuhnya.