Produksi CPO Capai 1 Juta Ton, Aceh Targetkan Bangun Pabrik Minyak Goreng

Manajer Industri dan Perdagangan PEMA, Sadikin Nugraha (kanan) | Riska Zulfira/masakini.co

Bagikan

Produksi CPO Capai 1 Juta Ton, Aceh Targetkan Bangun Pabrik Minyak Goreng

Manajer Industri dan Perdagangan PEMA, Sadikin Nugraha (kanan) | Riska Zulfira/masakini.co

MASAKINI.CO – Aceh menunjukkan potensi besar di sektor perkebunan kelapa sawit dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) yang mencapai 1 juta ton per tahun.

Potensi itu membuka peluang besar bagi pengembangan industri hilir, khususnya pembangunan pabrik minyak goreng di Aceh.

Manajer Industri dan Perdagangan PT Pembangunan Aceh (PEMA), Sadikin Nugraha, menyatakan bahwa pengembangan pabrik minyak goreng sudah dalam tahap kajian serius.

“Kami melihat potensi besar dengan memanfaatkan sebagian kecil produksi CPO Aceh, sekitar 5-10 persen, atau setara dengan 80 ribu ton per bulan,” ungkap Sadikin dalam Focus Group Discussion Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA) di Banda Aceh, Jumat (11/10/2024).

Dengan kapasitas tersebut, pabrik minyak goreng yang direncanakan bisa memproduksi 50-100 ribu ton minyak goreng per bulan.

Sadikin optimis, dengan dukungan dari berbagai pihak, khususnya para pengusaha lokal Aceh, proyek ini dapat segera terealisasi.

Meskipun demikian, PEMA masih menghadapi tantangan dalam mendapatkan pasokan CPO yang stabil.

“Saat ini, kami sedang dalam tahap negosiasi dengan para pengusaha kelapa sawit lokal untuk kontrak jangka panjang, agar pasokan CPO dapat terpenuhi secara berkelanjutan,” tambahnya.

Jika terealisasi, pabrik minyak goreng di Aceh ini akan menjadi salah satu pabrik utama di Indonesia yang memanfaatkan potensi besar produksi CPO lokal, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Aceh melalui penciptaan lapangan kerja dan kontribusi terhadap pendapatan daerah.

Pembangunan pabrik minyak goreng ini tidak hanya diharapkan meningkatkan nilai tambah dari produksi CPO Aceh, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada impor minyak goreng, sekaligus menjadikan Aceh sebagai salah satu pusat pengolahan kelapa sawit terkemuka di Indonesia.

Potensi besar ini didukung oleh upaya berkelanjutan PEMA dalam mencari investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya dalam proyek strategis ini.

Sadikin yakin, dengan iklim investasi yang baik, Aceh akan mampu menarik perhatian investor, sehingga proyek ini bisa terealisasi dalam waktu dekat.

“Target kami, pembangunan pabrik bisa dimulai tahun depan, tergantung pada hasil penjajakan investor,” tutupnya.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist