Reza Rizki Membelah Banjir Demi Tarkam

Reza Rizki dalam perjalanan rakit malam hari | foto: dok pribadi

Bagikan

Reza Rizki Membelah Banjir Demi Tarkam

Reza Rizki dalam perjalanan rakit malam hari | foto: dok pribadi

MASAKINI.CO  – Akhir pekan pertengahan September 2024. Reza Rizki menembus banjir untuk pertama dalam hidupnya. Ia lakukan demi menunaikan tanggung jawab sebagai pemain bayaran tarkam.

Lepas Ashar, mobil rental yang ditumpangi tujuh pesepakbola Aceh terpaksa parkir di jalan lintas barat selatan (barsela) Aceh – Medan, Minggu (13/10/2024). Tepatnya di Ladang Rimba, Aceh Selatan. Air sepandangan mata, membuat transportasi di sana lumpuh total.

Reza bersama temannya menumpang rakit, beralas papan dengan pelampung drum. Empat pria berada di setiap sudut. Mereka berendam dalam banjir mendorong rakit hingga ke tepian.

Belum jauh melaju, sekitar 15 meter. Rakit tersebut terguncang. Empat pemain tercebur, seorang diantaranya putra terbaik Aceh Selatan, Hendra Sandi yang pernah berseragam timnas Indonesia.

“Ini kelebihan muatan tampaknya,” kata petugas rakit.

Selain Sandi, Belo, Soto dan Kabul juga ikut tercebur. Reza beruntung, masih berada di atas rakit. Tak ada barang berharga yang basah. Gawai sudah lebih dulu dibungkus plastik, diletakkan dalam tas.

Kelebihan muatan yang dimaksud petugas rakit, sebab selain mereka, ada warga lain yang juga ikut dalam penyeberangan itu.

“Dibilang takut, sebenarnya tidak. Ada sensasi tersendiri baru pertama main bola. Tapi harus menembus banjir,” ucapnya.

Temanya yang tercebur, tidak lagi naik ke badan rakit. Sejak tadi, Sandi dkk berjalan. Sesekali berenang bersama petugas rakit. Kurang lebih 300 meter dilalui. Hingga tiba di seberang.

“Ada dua jembatan kecil yang kami lewati. Sungai juga sudah tidak terlihat.”

Mereka tiba di seberang, tepatnya di Gampong Naca. Di sana, mereka sudah ditunggu pengurus calon tim yang akan dibela sore itu. Jasa rakit itu, dibayarkan pengurus Rp200 ribu.

Pesepakbola Aceh menembus banjir Aceh Selatan untuk tarkam | foto: dok pribadi

Pengalaman Pertama

Reza tingat ingat persis tajuk tarkam yang ia mainkan. Yang pasti, diikuti 64 tim. Perjuangan menembus banjir, tidak dibarengi keberuntungan sore itu. Tim PS IPK 2 TB dari Gampong Ie Jerneh yang ia bela, takluk lewat adu penalti oleh lawannya. Setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal.

Itu adalah kali kedua, pemain asal Bireuen ini tarkam ke Aceh Selatan. Kali pertama, katanya, saat ia masih remaja. Jauh sebelum memperkuat Aceh di PON Papua, berseragam PSCS Cilacap, hingga Persiraja musim lalu.

Seusai memenuhi tanggungjawab. Lepas pertandingan. Reza bersama ‘paket tarkamnya’ langsung pulang. Adrenalinnya menjadi-jadi. Naik rakit malam hari. Sekitar pukul 08.30 WIB.

Berbeda dengan keberangkatan, yang jumlah jasa rakit banyak. Malam itu, hanya ada sisa dua rakit saja yang beroperasi. “Kami sempat antre sekitar setengah jam,” kenangnya.

Hanya beberapa meter rakit melaju. “Krak kruk,” bunyi papan rakit bagian tengah. Mereka menyadari bahwa bunyi itu, alarm rakit bisa saja patah. Teman Reza, Simon meletakkan barang dan menitipkan pada rekannya. Sejurus kemudian, dengan sukarela ia nyebur ke dalam air.

“Kebetulan Simon masih dengan jersey bola, hitung-hitung juga untuk meringankan beban rakit,” jelas Reza.

Singkatnya, mereka tiba ke tempat mobil di parkir saat pertama tiba. Sepanjang perjalanan, mereka mengulang kisah. Bercanda terhadap tragedi kecil, tercebur dan rakit nyaris terbalik. Malam itu, Reza tidak langsung balik ke Bireuen. Ia menginap di rumah temannya, Mudasir di Abdya.  Keduanya pernah sama-sama membela PSCS Cilacap.

Helmi dan Reza Rizki | foto: dok pribadi

Kasta Profesional

Perjalanan tarkam Reza ke Aceh Selatan, tidak lepas dari ajakan Helmi. Lepas menikah, ia berdomisili di Ie Jeureuneh, Aceh Selatan. Desa asal Fahmi di Ujong Blang, tetanggaan dengan desa asal Reza, Geulanggang Rayeuk. Sama-sama dalam Kecamatan Kutablang, Bireuen.

“Kebetulan dua hari sebelumnya, ada video saya main tarkam di Meulaboh. Dimintalah nomor saya untuk bantu tim kampung Bang Helmi,” aku Reza.

Sebelumya, Reza mengaku tidak saling mengenal. Hanya saja, menurutnya barangkali karena ia pesepakbola, Helmi mengikuti sepak terjangnya. Selama di Ie Jeureuneh, Reza dkk dijamu dengan baik.

“Alhmadulillah seperti biasa. Habis main dibayar. Beda-beda, tergantung asal. Saya dapat Rp 2 juta.

Karena hitungannya jauh,” ungkapnya.

Saat ini, Reza masih berharap keberutungan segera menghampirinya. Untuk kembali ke kasta profesional. Minimal Liga 2. Kesempatan tersebut, bisa diperoleh di bursa transfer putaran kedua ini.

“Kemarin sebetulnya di awal-awal Liga 2 udah dihubungi salah satu tim di Pulau Jawa. Tapi saya sedang cedera hamstring, sudah seminggu saya tunggu, belum kunjung sembuh. Jadi saya tidak berangkat. Dari pada mengecewakan,” sebutnya.

Di bursa transfer, Reza Rizki membukukan nilai Rp173,82 Juta per 16 November 2021, mengutip catatan transfermarkt.co.id

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist