Indah Semarak Maulid di Cot Puuk

Suasanan meriah nan estetik peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Cot Puuk, Gandapura, Bireuen. | foto: Istimewa

Bagikan

Indah Semarak Maulid di Cot Puuk

Suasanan meriah nan estetik peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Cot Puuk, Gandapura, Bireuen. | foto: Istimewa

MASAKINI.CO – Aneka payung dengan warna beragam, menghiasi langit di halaman Masjid Multazam. Warga setempat, tetangga desa, hingga tamu undangan, sesaki pelantaran.

Gema barzanji, yang dibacakan dua grup zikir, dari Dayah Darussa’dah desa setempat, dan grup zikir Cot Puuk, menambah khidmat suasana.

Begitu suasa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2024 di Gampong Cot Puuk, Kecamatan Gandapura, Bireuen, Minggu (17/11/2024).

Saban tahun, maulid di desa yang berada tepat di pinggir jalan nasional Banda Aceh – Medan, paling ujung timur Bireuen ini, selalu semarak.

Hari itu, meski mendung dan sempat dibasuh gerimis, tidak meredupkan semangat ribuan warga untuk datang. Menyemarakan hari lahirnya ‘penghulu alam’.

Lima tenda besar tempat kenduri (makan) dibagi panitia. Tiga untuk laki-laki, dan dua bagi perempuan. Antrian tertib mengular. Menunggu giliran untuk menyantap nasi putih; minyak; dan kuning.

Sejumlah lauk; kari merah sapi dan soto, menjadi sajian utama. Disempurnakan lauk pelengkap; ikan bandeng, telur ayam, hingga touge tumis, pun acar, dan seterusnya.

Sukses maulid di Cot Puuk, tidak lepas dari kolaborasi semua pihak. Panitia maulid Cot Puuk 2024, Fadhli Hasan (ketua), Hanafiah Idris dan Abdi Rizal (wakil ketua), Safwan Muktar (sekretaris), serta Munawir (bendahara).

Mereka dengan telaten bekerjasama dengan kepala dusun (kadus), para pemuda, juga unsur PKK setempat.

“Semaraknya maulid di desa kami, karena kekompakan masyarakat. Terimakasih untuk semua pihak yang membantu. Baik materi maupun tenaga,” ucap A Thaleb AR, Keuchik Cot Puuk.

“Semoga menjadi amal kebaikan bagi kita semua,” sambungnya.

Terimakasih juga diberi kepada Hanafiah Idris, Munawir, yang banyak membantu dalam penggalangan dana. Sumbangan tersebut datang dari banyak sumber, seperti warga Cot Puuk di perantauan, juga para donatur lainnya.

“Dukungan penuh Keuchik Thaleb punya andil besar. Ditambah dengan kreatifitas anak muda dan ibu-ibu. Komposisi ini membuat maulid di Cot Puuk bukan saja khidmat, namun juga semarak. Serta unsur lainya, yang tak mungkin kami sebut satu per satu,” jelas Ketua Panitia, Fadhli.

Indahnya lantunan barzanji dari grup zikir, kian bermakna, manakala puluhan anak yatim, disantuni dalam peringatan maulid di Cot Puuk.

Warga berbincang dekat antrian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Cot Puuk, Gandapura, Bireuen. | foto: Istimewa

Di Balik Layar

Lepas asar, sehari sebelumnya, dua ekor sapi disembelih Sabtu (16/11/2024). Di bawah pantauan Ridha Mulia Nanda, sapi tersebut disiapkan dengan baik. Sebagai menu utama untuk peringatan maulid.

“Sapi dipotong menjadi empat bagian. Kurang lebih 250 Kg,” jelasnya.

Anak muda lulusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Syiah Kuala (USK) ini cukup mahir di dunia dagang sapi. Lepas sarjana, putra asli Cot Puuk ini, memutuskan fokus bisnis sapi.

Sekitar sepuluh pekerja, membersihkan sapi, potongan empat bagian per sapi tersebut, sebelum magrib, sudah diantar ke masjid.

Sejak lepas magrib, berbondong-bondong warga datang memadati halaman masjid. Didominasi laki-laki, untuk merajang daging, beserta tulang-tulangnya.

“Antusiasme warga luar biasa. Mungkin ratusan lebih orang, terlibat untuk memotong setiap bagian sapi. Dan membantu persiapan lainnya,” aku Ridha.

Sapi sengaja dipersiapkan sejak asar, hingga malam hari. Agar esoknya, tidak terdapat kekurangan apapun makanan bagi tamu-tamu.

Di bawah tenda, tepat di depan Kantor Keuchik di halaman masjid. Sejumlah bapak-bapak potong daging sapi jadi ukuran kecil.

Untuk bagian tulang, malam itu langsung dimasak. Mereka menyebut ‘cram-crum’ jenis masakannya. Satu jam jelang dini hari, makan siap disantap. Mengganjal perut, usai lelah bekerja. Memupuk kebersamaan warga Cot Puuk.

Sementara di bagian teras ‘meunasah’, anak muda tak kalah kompak. Balon warna-warni ditiup, puluhan payung disiapkan, kertas perda dan krep dipotong sesuai peruntukan. Sementara ibu-ibu PKK, merajang bahan dapur.

“Payung tersebut aset desa. Dekorasi penting, agar acara terlihat indah,” ucap salah seorang pemuda.

Sekitar pukul 22.35 WIB, umbul-umbul sudah selesai dipasang. Merias gerbang utama disertai spanduk. Memasang bendera warna-warni di sekeliling pagar, juga bendera palestina, hingga menempelkan kertas seni di sejumlah tempat.

Santunan anak yatim pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Cot Puuk, Gandapura, Bireuen. | foto: Istimewa

Tuai Pujian

Semarak maulid di Cot Puuk menjadi wajah positif dari semangat kebersamaan dari desa. Hal ini disampaikan, Ketua Komisi IV DPRK Bireuen, Hidayatus Siddiq.

“Ada banyak pelajaran dari perayaan maulid. Meneladani perjalanan Rasulullah SAW, untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya kompak, ini bagian dari merawat ukhuwah,” sebut Dayat.

Lebih jauh, perayaan maulid yang semarak di Cot Puuk dan sarat nilai, juga dipandang sebagai peluang branding bagi desa. Untuk dikenal lebih dan percontohan.

“Maulid yang luar biasa di Cot Puuk, bila ini digarap lebih jauh, saya rasa bisa menjadi wisata religi di Bireuen. Tentu tanpa menghilangkan substansi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, wisata bukan semata-mata tentang keindahan alam, atau tempat bersejarah. Namun kegiatan keagamaan yang sarat nilai, juga menjadi medium untuk didatangi.

Hal ini selaras dengan pernyataan Menteri Ekonomi Kreatif (MenEkraf), Teuku Riefky Harsya yang pulang ke Aceh untuk perayaan Kenduri Maulid Raya, diselenggarakan Pemerintah Aceh.

“Khanduri Maulid Raya di Aceh, representasikan Ekraf berbasis seni budaya,” ujar Menteri Riefky.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist