MASAKINI.CO – Lantunan Surat Yasin sayup-sayup terdengar di kursi tunggu. Seorang perempuan berkacamata, memegang mushaf. Kalam ilahi itu, bagian dari doa, untuk keluarganya yang sedang menjalani operasi.
“Dokter berusaha dengan kapasitas ilmu dan pengalamannya, kita membantu lewat doa,” ucapnya singkat.
Ia duduk di depan ruang bertulis, Pintu 3 IBS. Di dalam itu, beberapa pasien dengan ragam sakit, mendapatkan tindakan medis berupa operasi.
Perempuan itu tidak sendiri. Banyak keluarga lain, juga menunggu. Mengirimkan doa. Meng-update kabar, lewat gawai kepada kerabat tentang kondisi pasien.
Orang-orang fokus menanti kabar terbaik, dari ruang bedah persis lantai II Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh.
“Keluarga Ijah,” ucap seorang petugas medis, berpakaian merah manggis.
“Iya, saya,” jawab Hasan, nama samaran.
Laki-laki dengan kaos hitam, lantas berdiri dari kursi tunggu. Membawa kain batik. Masuk ke dalam ruang operasi. Empat jam setengah sudah, ia sabar menanti istrinya menjalani operasi. Jarum jam menujuk pukul 20.25 WIB.
Setelah 15 menit di dalam. Hasan keluar kembali. Ia mengambil kain batik panjang tambahan. “Ambil kain satu lagi, nanti (istri) kedinginan,” ucapnya.
Sejak pukul 17.00 WIB, sang istri dibedah di bagian kaki kanan yang patah, kecelakaan motor tunggal. Jalanan licin, sepulang mengajar dari sekolah. Cuaca di Aceh akhir-akhir ini hujan.
Malam itu, batin dan pikiran Hasan penuh kecamuk. Satu sisi, ia harap-harap cemas operasi sang istri, berharap semuanya lancar. Di sisi lain, Pilkada esok hari, menyita perhatiannya.
Hasan tercatat sebagai salah seorang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di salah satu kabupaten di Aceh. Sebelum dipanggil ke ruang operasi, sedari tadi gawainya aktif.
“Malam Pilkada, koordinasi untuk pengawasan, dan sebagainya,” ujarnya.
Di malam puncak, semestinya ia di daerah. Tapi musibah tak terelakkan. Memaksa Hasan harus di ibukota Aceh, Banda Aceh. Istrinya dirujuk dari daerah ke RSUDZA.
“Patroli malam Pilkada biasanya lebih intens. Karena untuk mewaspadai money politic. Apalagi di kabupaten kami, sedang marak,” jelas Hasan.
H-2 di kabupaten ini, di dua kecamatan, dua oknum operator yang bertugas membagikan uang dari paslon tertentu, diamankan. Sejak saat itu, setiap kecamatan meningkatkan kewaspadaan.
“Syukurnya di kecamatan saya bertugas, belum ada kejadian. Saya bersyukur teman-teman PPK banyak membantu, di saat saya sedang musibah,” akunya.