Aceh, Pasca 20 Tahun Tsunami

Jejak kaki di pesisir pantai. Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Bagikan

Aceh, Pasca 20 Tahun Tsunami

Jejak kaki di pesisir pantai. Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

MASAKINI.CO – Masa kelam Aceh saat tsunami melanda pada 26 Desember 2004 masih terukir dalam ingatan masyarakat hingga kini, 20 tahun usai kejadian yang meluluhlantakkan Aceh itu masih tetap diperingati.

Seorang penziarah duduk di samping monumen Kuburan Massal Siron, Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (26/12/2024). Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Tsunami tersebut merupakan bencana alam terburuk dalam sejarah modern yang menyebabkan luka mendalam bagi masyarakat Aceh.

Salah satu penziarah berduka saat menziarahi Kuburan Massal Siron, Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (26/12/2024). Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Gempa bumi dengan kekuatan 9,1-9,3 skala Richter di dasar laut Samudra Hindia memicu tsunami ini, mengakibatkan lebih dari 230.000 korban jiwa di berbagai negara dan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang besar.

Papan petunjuk rute evakuasi di depan bekas jembatan penyeberangan Alue Naga, Syiah Kuala, Banda Aceh. Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Kini Aceh telah mengalami perubahan yang signifikan selama 20 tahun setelah tsunami melanda pada 26 Desember 2004.

Seorang anak berbaring sembari memperhatikan situs sejarah tsunami Kubah Mesjid Gurah, Peukan Bada, Aceh Besar, Senin (26/12/2023). Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Rekonstruksi infrastruktur dilakukan secara besar-besaran pasca kejadian tsunami, seperti perumahan di desa yang terkena dampak tsunami.

Tampak dari atas Desa Meunasah Lambaro dan Mesjid Rahmatullah, Lhoknga, Aceh Besar, Sabtu (14/12/2024). Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Pengembangan sistem peringatan dini tsunami telah dikembangkan untuk mengurangi risiko bencana. Teknologi canggih digunakan untuk mendeteksi tsunami dan memberikan peringatan kepada masyarakat.

Meja goyang, alat pendeteksi sistem struktur di Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Jumat (24/5/2024). Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Peningkatan kesadaran masyarakat tentang bahaya tsunami dan pentingnya kesiapsiagaan meningkat hingga program pendidikan dan pelatihan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat.

Pelajar SMP 1 Banda Aceh melakukan pertolongan pertama simulasi menghadapi bencana gempa dan tsunami, Rabu 7/8/2024. | Ahmad Mufti/masakini.co

Kemajuan pendidikan di Aceh pasca 20 tahun tsunami, lebih dari 1.500 sekolah dibangun kembali, sekolah-sekolah dibangun di daerah terpencil hingga peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Sejumlah siswa bersemangat saat mengikuti kelas di SDN Ulee Paya, Pulo Aceh, Aceh Besar, Senin (7/8/2023). Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Dalam pengembangan ekonomi pasca tsunami, Aceh mulai pulih dengan pengembangan sektor pertanian, perikanan dan pariwisata.

Hasan Basri, menabur pupuk di sawah miliknya di Desa Ateuk Cut, Simpang Tiga, Aceh Besar, Sabtu (29/6/2024). Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Pertanian dan perikanan Aceh pasca tsunami 2004 mengalami perkembangan signifikan. Produksi beras meningkat 25% (2019-2022), produksi perikanan meningkat 30% (2019-2022).

Penjual ikan menaruh keranjang ikan di atas becak motor usai membeli ikan dari nelayan. (Foto: Ahmad Mufti/masakini.co)

Ekspor hasil pertanian dan perikanan meningkat 20% (2019-2022), dan jumlah petani serta nelayan meningkat 15% (2019-2022).

Kapal Aceh Hebat 2 memasuki teluk menuju Pelabuhan Ulee Lheue di sore hari, Banda Aceh, Rabu (18/9/2024). Foto: Ahmad Mufti/masakini.co

Dalam pengembangan pariwisata, pemerintah Aceh meningkatkan pariwisata dari perbaikan jalan, transportasi, pembangunan hotel dan fasilitas wisata hingga promosi pariwisata melalui media sosial dan iklan serta pengembangan produk wisata yang berkelanjutan.

TAG

Bagikan

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar

Berita Terbaru

Berita terpopuler

Add New Playlist